Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Kandidat KSAD Pengganti Andika: Dudung Dinilai Jago Istana, Eko Berkapabilitas
4 November 2021 14:21 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Presiden Jokowi telah memilih KSAD Jenderal Andika Perkasa sebagai calon Panglima TNI. Kini, bursa KSAD mulai memanas.
ADVERTISEMENT
Setidaknya ada 17 jenderal yang berpeluang mengisi kursi yang akan ditinggalkan Andika Perkasa. Namun, pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS), Khairul Fahmi, menilai calon kuat KSAD saat ini yakni Pangkostrad Dudung Abdurachman dan Kasum TNI Eko Margiyono.
“Di tubuh TNI AD memang banyak jenderal bintang tiga yang mumpuni, baik yang bertugas di lingkungan TNI AD maupun di luar. Tapi sebagian besar sudah cukup senior dan menjelang pensiun,” kata Khairul, Kamis (4/11).
“Karena itu yang paling berpeluang sebagai kandidat pengganti Jenderal Andika di jabatan KSAD saya kira adalah Pangkostrad Dudung Abdurachman dan Kasum TNI Eko Margiyono ,” imbuh dia.
Menurut Khairul, Dudung berpeluang karena populer dan dekat dengan istana. Sementara Eko dinilai cocok menjadi KSAD karena mumpuni dari segi kapabilitas kinerja.
ADVERTISEMENT
“Di atas kertas, nama Dudung memang diunggulkan dan dinilai sebagai 'jago istana'. Tapi saya kira Eko Margiyono juga bukan tidak mungkin karena masa aktifnya lebih panjang dan dari segi kapabilitas saya kira juga sangat layak,” terang dia.
Meski begitu, Fahmi menerangkan pergantian KSAD ini juga harus mempertimbangkan proyeksi regenerasi kepemimpinan TNI. Siapa pun yang menjabat nanti, kata dia, mestinya akan berpeluang juga menjadi Panglima TNI setelah Andika.
Sebab itu, ia mengatakan Dudung tidak diuntungkan dari segi usia dan menilai Eko lebih tepat untuk menjadi KSAD. Tetapi ditegaskan bahwa tentu hanya Presiden Jokowi yang paling tahu siapa sosok tepat KSAD pengganti Andika.
“Kalau atas alasan-alasan objektif seperti masa aktif dan profesionalisme, saya kira Eko Margiyono lebih tepat ya. Tapi selalu penting untuk diingatkan bahwa Presidenlah yang paling tahu siapa yang paling cocok dengan kebutuhan dan agendanya. Kita tidak bisa mendikte,” tandasnya.
ADVERTISEMENT
Kiprah Dudung dan Eko memang tidak perlu diragukan lagi, terutama saat penanganan pandemi corona di Jakarta dan sekitarnya. Jauh sebelum itu, Dudung dan Eko pun sudah menempati sejumlah jabatan strategis di TNI AD.
Dudung banyak bertugas memimpin pasukan setingkat batalyon di jajaran Kostrad, pernah memimpin Rindam II/Sriwijaya dengan pangkat kolonel, hingga kembali ke Akmil dengan jabatan Gubernur Akademi Militer dan berhak atas pangkat jenderal bintang 2 atau Mayjen. Adapun saat ini menjabat sebagai Pangkostrad menggantikan Mayjen Eko Margiyono dipercaya menjadi Kasum TNI.
Dudung juga secara khusus membuat patung Soekarno di Akmil sehingga diketahui dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.
Sementara itu, Eko lulus dari Akademi Militer pada 1989, setahun lebih muda dibanding Dudung. Eko sempat bertugas sebagai Komandan Grup A Paspampres di era SBY pada 2010-2012,
ADVERTISEMENT
mengemban pangkat jenderal bintang 1 saat ditunjuk sebagai Kasdam Jaya, kemudian naik pangkat jenderal bintang 2 tak sampai setahun kemudian saat mengisi jabatan Gubernur Akademi Militer.
Duet Eko dan Yudo Margono dinilai cukup sukses saat mengendalikan corona hingga keduanya mendapat promosi. Yudo menjadi KSAL, sementara Eko naik bintang 3 sebagai Pangkostrad menggantikan Letjen Besar Harto Karyawan yang pensiun sebelum kini menjadi Kasum TNI.
Live Update