Kandidat Pengganti PM Inggris Boris Johnson Tersisa 8 Orang

13 Juli 2022 11:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson melambaikan tangan selepas penyampaian pengunduran diri dari jabatannya di kediaman resmi, 10 Downing Street, London, Inggris, Jumat (8/7/2022). Foto: Niklas HALLE'N/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Inggris, Boris Johnson melambaikan tangan selepas penyampaian pengunduran diri dari jabatannya di kediaman resmi, 10 Downing Street, London, Inggris, Jumat (8/7/2022). Foto: Niklas HALLE'N/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak delapan kandidat tersisa dalam perlombaan untuk menjadi pemimpin Partai Konservatif dan Perdana Menteri Inggris berikutnya.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, sebanyak 11 politikus Partai Konservatif meluncurkan kampanyenya pada Senin (11/7/2022). Jumlah ini menurun menjadi 10 setelah Menteri Transportasi Grant Shapps mengundurkan diri pada Selasa (12/7/2022) untuk mendukung Menteri Keuangan Rishi Sunak.
Diberitakan BBC, untuk mempertahankan posisi mereka, sebanyak 10 kandidat harus mendapatkan dukungan dari setidaknya 20 anggota parlemen konservatif sebelum Selasa malam.
Beberapa saat sebelum tenggat waktu, eks menteri kesehatan Sajid Javid dan anggota parlemen Rehman Chisti menarik pencalonan diri mereka, setelah gagal mengamankan 20 dukungan.
Kini, kandidat yang tersisa adalah eks Menteri Keuangan Rishi Sunak, Menteri Luar Negeri Liz Truss, anggota parlemen Kemi Badenoch, Jaksa Agung Suella Braverman, eks Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt, Eks Menteri Pertahanan Penny Mordaunt, ketua komite urusan luar negeri parlemen Tom Tugendhat, dan Menteri Keuangan Nadhim Zahawi.
ADVERTISEMENT
Putaran pertama pemungutan suara akan berlangsung pada Rabu (13/7/2022) pukul 13:30-15:30 waktu Inggris (BST). Setiap kandidat yang mendapat kurang dari 30 suara dari sesama anggota parlemen harus keluar dari pemilihan.
Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss. Foto: Pedja Stanisic/REUTERS
Selama beberapa hari ke depan, pemungutan suara lebih lanjut akan dilakukan untuk mengurangi jumlah kandidat hingga tersisa dua kandidat final.
Keduanya kemudian akan maju ke pemilihan yang melibatkan sekitar 160.000 anggota Partai Konservatif selama musim panas. Hasil pemilihan ini diharapkan akan diketahui pada 5 September mendatang.
Pemimpin Inggris berikutnya menghadapi tantangan yang menakutkan di tengah menurunnya dukungan publik untuk Partai Konservatif.
Ekonomi Inggris saat ini menghadapi inflasi yang meroket, utang yang tinggi, dan pertumbuhan yang rendah. Selain itu, krisis energi yang diperburuk oleh perang di Ukraina yang telah membuat meningkatnya harga bahan bakar.
ADVERTISEMENT
Perpajakan pun telah muncul sebagai isu utama dalam pemilihan di tengah krisis biaya hidup yang dihadapi Inggris.
Menteri Keuangan Inggris Rishi Sunak. Foto: Simon Dawson/REUTERS
Eks Menteri Keuangan Rishi Sunak memulai kampanyenya dengan menggambarkan dirinya sebagai kandidat yang serius. Ia menjanjikan kejujuran dewasa, bukan dongeng.
Ia pun berusaha untuk membedakan dirinya dengan mengatakan bahwa pemotongan pajak ekstensif yang dijanjikan oleh sebagian besar kandidat lainnya adalah hal yang tidak mungkin dilakukan.
"Tidaklah kredibel untuk menjanjikan lebih banyak pengeluaran dan pajak yang lebih rendah," terang Sunak.
Ia menilai, pemotongan pajak hanya bisa dilakukan setelah inflasi yang melonjak dapat diatasi.
Sebagai menteri keuangan, Sunak adalah pihak yang bertanggung jawab atas beban pajak terbesar Inggris sejak 1950-an. Hal ini terjadi di bawah pengawasannya terkait peningkatan besar dalam pengeluaran pemerintah selama pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar calon lainnya telah menyerang Sunak atas hal ini, mereka mengatakan mereka akan mengawasi pemotongan pajak secara langsung apabila terpilih.
Meski demikian, Sunak mendapat dukungan terluas di antara rekan-rekan yang secara terbuka mengungkapkan pandangan mereka.
Penulis: Airin Sukono.