Kanker Payudara Jenis Kanker Terbanyak di Indonesia, Ini Langkah Pencegahannya

2 Februari 2023 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kanker payudara. Foto: siam.pukkato/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kanker payudara. Foto: siam.pukkato/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengungkapkan, kasus kanker payudara menempati urutan pertama atau terbanyak dari jenis kanker lainnya di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.
Kemenkes terus mengimbau masyarakat tentang pentingnya memahami upaya pencegahan kanker, terutama kanker payudara bagi perempuan. Kali ini dalam rangka memperingati Hari Kanker Sedunia, Kemenkes menyampaikan langkah-langkah pencegahan kanker dalam diskusi secara daring bersama dengan praktisi kesehatan dan penyintas, Kamis (2/2).
Dalam diskusi secara virtual tersebut dokter spesialis bedah onkologi RS Dharmais Jakarta, Rian Fabian Sofyan, menyampaikan langkah-langkah pencegahan kanker.
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengecekan genetik, apakah punya risiko kanker payudara atau tidak.
ADVERTISEMENT
Selain itu, perlu diperhatikan juga faktor pemicu dari luar seperti gaya hidup.
dr. Rian Fabian Sofyan, Spesialis Bedah Onkologi RS Dharmais Jakarta, pada diskusi daring Kemenkes, Kamis (2/2/2023). Foto: Thomas Bosco/kumparan
“Di langkah pertama, perempuan harus sadar dahulu. Apakah perempuan ini mempunyai risiko di kanker payudara. Yang saya sarankan buat pasien-pasien saya itu pola hidup sehat,” jelas Rian.
Rian menjabarkan langkah-langkah lain yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker payudara yakni mengurangi makanan yang mengandung radikal bebas hingga cek ke dokter.
“Jadi yang kita lakukan adalah kurang-kurangi makanan yang mengandung radikal bebas bagi yang punya risiko kanker payudara. Kedua adalah olahraga. Jadi itu juga mengurangi risiko dari kanker payudara," katanya.
"Ketiga, melakukan pemeriksaan, kalau bisa setahun ada pemeriksaan dokter. Jadi itu mengurangi dan mencegah kanker payudara stadium lokal lanjut,” lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu. Foto: Ainun Nabila/kumparan
Dalam kesempatan yang sama Dirjen P2P Kemenkes, dr. Maxi Rein Rondonuwu, mengimbau masyarakat untuk melakukan SADARI dan SADANIS untuk mendeteksi kanker sedini mungkin. Keduanya merupakan kampanye yang terus digaungkan Kemenkes untuk menekan kasus kanker payudara yang menyerang perempuan Indonesia.
“Periksa payudara sendiri secara mandiri (SADARI) setiap bulan, periksa payudara secara klinis atau SADANIS yang dilakukan oleh tenaga kesehatan. Tingkat individu ada SADARI, tingkat kesehatan ada SADANIS, sekaligus nanti SADANIS dilengkapi dengan USG,” jelas dr. Maxi.
“Kanker adalah penyebab kematian tertinggi di dunia. 10 juta kematian pada tahun 2020. Di dunia jumlah kanker baru, khususnya payudara itu ada 2.261.415 atau 11,7 persen dengan jumlah kematian ada 654.996 atau 6,9 persen. Hampir 70 persen kematian akibat kanker terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia,” paparnya.
ADVERTISEMENT