Kans Airlangga Aklamasi Jadi Ketum Golkar di Munas Makin Terbuka?

22 Maret 2024 13:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Airlangga Hartarto memberikan sambutan di acara Buka Bersama dan Silaturahmi Partai Golkar se-Indonesia di Hotel Mulia, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (15/3). Foto: Dok. Golkar Bali
zoom-in-whitePerbesar
Airlangga Hartarto memberikan sambutan di acara Buka Bersama dan Silaturahmi Partai Golkar se-Indonesia di Hotel Mulia, Kabupaten Badung, Bali, Jumat (15/3). Foto: Dok. Golkar Bali
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto disebut akan kembali maju sebagai caketum untuk periode 2024-2029, yaitu pada Munas yang akan diselenggarakan pada Desember 2024.
ADVERTISEMENT
Kader Golkar sekaligus Menpora Dito Ariotedjo mengungkapkan, DPD Golkar sangat mengapresiasi kinerja Airlangga. Bahkan, hampir semua DPD menginginkan Airlangga kembali maju sebagai ketum Golkar.
"Ya, melihat dari perolehan hasil pemilu harus kita apresiasi dan semangat internal Golkar saat ini memang kekompakan dan kekeluargaan. Saya rasa sampai Desember, insyaallah," kata Dito di Kantor Staf Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/3).
Menpora Dito Ariotedjo saat di resepsi peringatan Harlah ke-101 NU di UNU Yogya, Kabupaten Sleman, Rabu (31/1/2024). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Dengan hasil positif yang didapat Golkar, ditambah dengan kinerja yang baik ada kans Airlangga akan aklamasi jadi Ketum Golkar di Munas Desember 2024. Soal itu, Dito punya pandangan sendiri.
"Ya, potensi ada tapi tetap Golkar itu partai yang terbuka, semua proses demokrasi bisa dilakukan. Tapi, ya, sementara kita lihat bagaimana semangat daerah, kepala daerah, dan voters ini nampaknya mengerucut ingin Bapak Airlangga kembali," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selain Airlangga, nama lain yang juga menjadi kandidat kuat caketum Golkar adalah Bahlil Lahadalia. Soal persaingan antara Airlangga dan Bahlil, Dito menyatakan Golkar adalah partai yang demokratis.
"Golkar itu partai yang demokrasi dan sistemnya terbuka. Semua masih bisa ada peluang. Namun harus mungkin harus dilihat realitas di lapangan bagaimana keinginan voters dan daerah. Yang penting bagaimana Golkar tetap kompak, guyub, dan bersama untuk negeri dan partai," pungkasnya.