Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kantor Worldcoin di Bandung Kini Tutup, Sempat Ramai sampai Bikin Macet
5 Mei 2025 16:06 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Dua motor berhenti di depan sebuah ruko nomor 2 A, Jalan Setrasari Tengah, Kelurahan Sukarasa, Kecamatan Sukasari, Kota Bandung, pada Senin siang (5/5).
ADVERTISEMENT
Satu motor berboncengan pria dan wanita, sedangkan satu lainnya tidak, hanya dikendarai seorang pria yang usianya ditaksir kepala tiga.
Tak berselang lama, mereka memutar balik kendaraannya. “Tutup, ya?” kata pria itu dari atas jok motornya kepada kumparan yang juga berada di lokasi.
Sementara itu, tampak ruko tiga tingkat berkelir putih yang jadi tujuan mereka tutup.
Ruko tersebut merupakan tempat pendaftaran Worldcoin—proyek kripto berbasis biometrik yang menawarkan imbalan uang usai memindai wajah penggunanya—di Bandung.
kumparan berkali-kali memanggil penghuni di dalam, juga mengetok pagar, tidak ada respons.
Tak hanya dari pagar gerbangnya yang terkunci rapat, kondisi tutup juga ditandakan dengan tulisan yang terpasang di tembok depan dan pagar bangunan itu.
Pada keduanya, kertas HVS tertempel. Di sana terdapat tulisan "Mohon Maaf Kami Tutup Sementara". Tinta printer yang mencetak tulisan "Tutup" pada bewara itu tampak luntur, seperti sudah kena hujan.
ADVERTISEMENT
Adapun di balik tembok dan pagar besi itu, tak tampak apa-apa kecuali rolling door dan pintu-pintu tertutup. Di sudut atas kiri terpacak tulisan "world" yang didahului logo bulat di depan huruf "w".
“Tutupnya sejak tiga hari lalu,” kata Dadang Hermawan, Ketua RW 02, saat ditemui di kantornya. Lokasi kantor RW berjarak tak lebih dari 100 meter dari ruko itu.
Dia menjelaskan, ruko Worldcoin itu tutup lantaran tak punya izin keramaian. Sekitar sepekan ke belakang, kata dia, banyak orang yang datang ke sana hingga mengganggu lalu lintas kendaraan.
Demi Dapat Uang
Adapun orang-orang yang datang ke ruko itu kata berasal dari banyak tempat, namun berbondong-bondong datang ke tempat Worldcoin dengan tujuan sama: Memperoleh uang dari mendaftarkan data diri mereka, termasuk pemindaian mata.
ADVERTISEMENT
“Katanya dapat uang. Saya bingung, biasanya yang daftar itu di mana-mana yang bayar, kok ini dapat uang. Saya enggak mengerti itu apaan. Kalau saya lihat mah, memang itu katanya semodel koin digital,” ujarnya.
Meski mengaku bingung, rasa penasaran Dadang terpincut juga. Dari apa yang ia dengar, mereka yang telah mendaftar diberi 20 hingga 40 koin digital yang punya nilai setara Rp 19.600 per koinnya. Ya, koin itu dari informasi yang ia dapat bisa dikonversi dengan uang.
“Dikali misal 40 koin, jadi berapa? Itu katanya, nilainya ya naik-turun juga. Yang cerita ya daftar di aplikasi mereka lalu isi data di sini, nanti dapat koin,” ujarnya.
Saat disinggung soal Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) yang telah membekukan sementara operasi Tanda Daftar Penyelenggara Sistem Elektronik (TDPSE) layanan Worldcoin dan WorldID, Dadang bilang dia tak mengetahuinya. Dia bahkan mengaku tak mengerti cara kerja koin-koin digital semacam kripto.
ADVERTISEMENT
Adapun perkara ruko yang kini tutup, Dadang bilang itu lantaran kantor tersebut tak mengantongi izin soal adanya keramaian dari aparat keamanan dan kepengurusan wilayah setempat.
Dia bilang, pihaknya telah memanggil dan mengarahkan pegawai di sana untuk mengurus soal perizinan. Sebelum itu, dia juga mengaku telah meminta pihak Worldcoin di Bandung buat menunjukkan legalitas usahanya.
“Iya kalau izin bisnis ada. Ada surat, NPWP, segala macam,” katanya.