Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Pemerintah Indonesia dibuat gerah atas ulah Kapal China Coast Guard yang masuk ke perairan Natuna. Untuk memastikan hal itu tak terjadi kembali, TNI menggelar apel dan menyiagakan 600 personel untuk mengamankan perairan Natuna .
ADVERTISEMENT
Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan I (Pangkogabwilhan) I, Laksamana Madya (Laksdya) TNI Yudo Margono menyebut pasukan gabungan terdiri dari 3 matra TNI yakni AD, AL hingga AU. Apel digelar di Paslabuh, Selat Lampa, Ranai, Natuna .
"Pasukan yang terlibat dalam apel tersebut berjumlah kurang lebih 600 personel, terdiri dari 1 Kompi TNI AD Batalyon Komposit 1 Gardapati, 1 Kompi Gabungan TNI AL terdiri dari personel Lanal Ranai, unsur KRI Teuku Umar 385 dan KRI Tjiptadi 381, Satgas Komposit Marinir Setengar, serta 1 Kompi TNI AU (Lanud Raden Sadjad dan Satrad 212 Natuna )," ujar Yudo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (4/1).
Kepada para pasukan, Yudo menegaskan soal pelanggaran kapal asing di wilayah di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Hal itulah yang akan coba ditindak oleh personel pengamanan yang telah disiagakannya.
ADVERTISEMENT
"Untuk itu, TNI wajib melakukan penindakan hukum terhadap pelanggar asing yang telah memasuki wilayah dan kegiatan ilegal berupa penangkapan ikan tanpa izin dari pemerintah Indonesia," ucap Yudo.
Ia mengingatkan kepada jajaran personel yang diturunkan agar memahami seluruh aturan yang berlaku baik hukum laut internasional maupun hukum nasional di wilayah laut Indonesia.
Yudo juga meminta para personel tegas menindak pelanggaran tanpa terprovokasi kapal asing yang masuk ke wilayah RI.
"Kehadiran Kapal Perang Indonesia adalah representasi negara, sehingga mereka harusnya paham ketika negara mengeluarkan Kapal perangnya bahwa negara pun sudah hadir disitu," kata Yudo.