Kapal Kargo Perusahaan Jepang yang Blokir Terusan Suez Akan Dievakuasi Besok

Sebuah kapal kontainer yang tersangkut di Terusan Suez di Pelabuhan Ismailia, Mesir. Foto: Khaled Desouki/AFP

Kapal kargo MV Ever Given berbendera Panama dengan pemilik yang terdaftar di Jepang memblokir lalu lintas jalur air di Terusan Suez, Mesir, sejak Selasa (23/3) lalu. Posisi kapal tersebut berbelok ke samping, sehingga kapal lain yang akan melintas terhalang.

Perusahaan Jepang pemilik MV Ever Given, Shoei Kisen Kaisha, mengatakan pihaknya akan mengevakuasi kapal "Besok malam waktu Jepang". Hal ini dilaporkan Nikkei, Jumat (26/3), dikutip dari Reuters.

Jubir Shoei Kisen Kaisha mengatakan upaya untuk mengembalikan kapal ke posisinya semula masih terus berlangsung. Meski demikian, perusahaan tidak tahu kapan usaha tersebut akan berhasil.

Sebuah kapal kargo Yang Ming dan kapal lain berlabuh di luar Terusan Suez akibat sebuah kapal kontainer kandas dan memblokir lalu lintas, di Ismailia, Mesir. Foto: Amr Abdallah/Reuters

"Kami tidak memiliki estimasi kapan pekerjaan itu akan berhasil," kata jubir.

Akibat kejadian ini, Terusan Suez harus ditutup. Penutupan ini diperkirakan akan berlangsung selama berhari-hari, bahkan berminggu-minggu.

Kejadian ini akan memaksa pengaturan ulang rute kapal kargo untuk meneruskan jaringan pasokan global. Shoei Kisen Kaisha juga telah meminta maaf atas kejadian ini.

Sebuah kapal kargo Yang Ming dan kapal lain berlabuh di luar Terusan Suez akibat sebuah kapal kontainer kandas dan memblokir lalu lintas, di Ismailia, Mesir. Foto: Amr Abdallah/Reuters

"Kami dengan tulus meminta maaf karena telah menimbulkan kekhawatiran bagi kapal-kapal di Terusan Suez dan kepada semua yang berencana melewati terusan itu," kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Sebagaimana diketahui, Terusan Suez merupakan jalur transportasi air yang sangat penting dan tersibuk di dunia. Hampir 19.000 kapal melewati Terusan Suez tahun lalu dengan membawa lebih dari satu miliar ton kargo.

Terusan Suez merupakan jalur pengiriman yang menghubungkan Asia dan Eropa untuk mengirimkan minyak, biji-bijian, dan barang perdagangan lainnya.