Kapal Tanker Namse Bangdzhod Terlacak di Radar, Namun Tak Ditemukan

7 Januari 2019 18:25 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapal Namse Bangdzod yang hilang di Teluk Jakarta. (Foto: Dok. marinetraffic)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Namse Bangdzod yang hilang di Teluk Jakarta. (Foto: Dok. marinetraffic)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapal tanker Namse Bangdzhod hilang kontak setelah berlayar menuju Jakarta pada 28 Desember 2018 lalu. Kasie Ops Kantor SAR DKI Jakarta Made Oka menjelaskan, berdasarkan data marine traffic di Teluk Jakarta, kapal tersebut sempat terlihat di radius 50 nautical mile.
ADVERTISEMENT
"Nah, berdasarkan record marine traffic itu, pada tanggal 3 ada di Teluk Jakarta. Tapi saya cek di tanggal itu melalui BTS, tidak ada record-nya masuk Jakarta. Di tanggal dia berangkat memang sudah tidak ada informasi lagi. Harusnya last known position info terakhir di Sampit," jelas Made kepada kumparan, Senin (7/1).
Namun, keberadaan kapal tersebut sempat terlacak oleh alat marine traffic di sekitar Teluk Jakarta. Made mengungkapkan, pada pagi hari ini, di radar tersebut posisi kapal terlihat di bagian atas Sunda Kelapa.
Posisi Kapal Namse Bangdzod tanggal 7 Januari  2019 berdasarkan MarineTraffic. (Foto: marinetraffic)
zoom-in-whitePerbesar
Posisi Kapal Namse Bangdzod tanggal 7 Januari 2019 berdasarkan MarineTraffic. (Foto: marinetraffic)
"Tapi waktu saya cek ke situ, ternyata tidak ada. Laporannya berdasarkan katanya di Tanjung Karawang. Tanjung Karawang evidence-nya apa yang dilaporkan? Apakah GPS tracker, tapi saya tanya mereka tidak punya GPS tracker. Berdasarkan marine traffic Tanjung Karawang," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Made juga menjelaskan, kapal dengan grosston di atas 300 seperti tangker wajib menggunakan Automatic Identification System (AIS) yang radarnya akan ditengkap oleh BTS (based on traffic service). Namun, Made menduga alat radar di kapal tersebut mati sehingga keberadaannya tak terlacak oleh BTS.
"Nah, mereka harusnya kalau menggunakan BTS dan on BTS-nya, kan ketangkap tuh. Nah, selama dia on, harusnya dia ketangkap kecuali dia tidak on. Kalau tidak on, berarti ada maksud-maksud tertentu dan ini sudah lain maksudnya kan," lanjut Made.
Kapal Namse Bangdzod yang hilang di Teluk Jakarta. (Foto: Facebook/Febby Laurent)
zoom-in-whitePerbesar
Kapal Namse Bangdzod yang hilang di Teluk Jakarta. (Foto: Facebook/Febby Laurent)
Meski kapal tersebut sempat terlacak oleh marine traffic, Made menyebut belum bisa mempercayai data tersebut. Sebab, pihaknya telah beberapa kali mengecek langsung ke lokasi dan tidak menemukan kapal tersebut.
"Selain itu berdasarkan hasil koordinasi dengan BTS di bawah Kemenhub navigasi bahwa record history kapal ini belum pernah masuk Jakarta. Artinya belum pernah di radius 50 nautical mile, belum pernah masuk di radius di Jakarta," tegasnya.
ADVERTISEMENT
"Artinya kalau Kansar Jakarta berpandangan, analisanya lost contact-nya terakhir diketahui adalah Sampit karena setelah dari Sampit enggak tahu di mana. Kalaupun dia sudah masuk Jakarta di radius 50 nm, kalaupun tenggelam berarti ada record masuk di BTS," pungkasnya.
Selain nakhoda kapal, Muhammad Asdar Wijaya, kapal ini juga ditumpangi 11 awak lainnya. Para awak itu terdiri dari mualim Yanuardin Mendrofa dan Husni Mubarak, KKM Andi Tasriq, masinis Satria Idam Sulistio dan Bambang Mulyono, juru mudi Agustinus Piter, Asrun Suriansa, dan Dahar; serta juru minyak Wardani, Ardiyanto, dan Dwi Wahyu Sabtono.