Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2

ADVERTISEMENT
Kandasnya kapal tanker Ocean Princess ternyata merusak biota laut di kawasan Suaka Alam Perairan Selat Pantar, Alor, Nusa Tenggara Timur. Kapal berbendera Singapura itu kandas pada Desember 2018 saat kembali dari pelayarannya ke Timor Leste.
ADVERTISEMENT
Ketua Tim Valuasi dari Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) Saleh Goro mengatakan, kerusakan terumbu karang tampak di perairan pesisir Desa Aemoli, Kabupaten Alor. Hamparan terumbu karang yang rusak seluas 163x73 sentimeter.
"Ada 28 spot karang yang hancur, terdiri dari 19 spot karang padat dan tujuh spot karang bercabang," kata Saleh seperti dilansir Antara, Jumat (22/3).
Sebagai informasi, Alor adalah salah satu tujuan wisata yang banyak didatangi turis lokal dan asing. Kebanyakan turis datang ke pulau ini karena pesona terumbu karangnya.
Koloni terumbu karang yang rusak, kata Saleh, berdiameter 10 sentimeter hingga 130 sentimeter. Padahal masa pertumbuhan terumbu karang hanya 1 sentimeter hingga 2 sentimeter per tahun.
ADVERTISEMENT
Mengenai nilai kerugian akibat kerusakan terumbu karang itu, Saleh belum mengungkapkan. Dia hanya menyatakan pendataan masih berlangsung.
"Mengenai kerusakan biota laut, Tim Valuasi sudah melakukan pendataan, tetapi berapa besar kerugian, masih dihitung oleh tim ahli dari Jakarta," sebut Saleh.
Setelah proses perhitungan kerugian kerusakan akibat kapal kandas itu rampung, tim ahli yang dibentuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan meminta ganti rugi kepada perusahaan pemilik kapal Ocean Princess.
"Nanti tim ahli yang menentukan besaran kerugian, apakah kerusakan terumbu karang akibat kapal karam itu bisa dipulihkan kembali atau tidak, dan kalau bisa dipulihkan kembali butuh berapa lama," katanya.
Kapal Ocean Princess kandas di Perairan Alor pada 29 Desember 2018. Kala itu kapal sedang kembali ke Singapura setelah membawa minyak untuk Timor Leste.
ADVERTISEMENT