Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kapal Tenggelam di Lepas Pantai Suriah, 34 Migran Tewas
23 September 2022 6:22 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Usai mengalami insiden tersebut, para nelayan lokal berusaha membantu mereka untuk mengambil kapal yang tenggelam. Para migran meninggalkan negara mereka beberapa hari sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Suriah melaporkan, 20 korban yang selamat dari insiden tersebut sedang mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Al-Basel di Kota Tartus. Kota pelabuhan utama itu terletak sekitar 50 kilometer dari kota pelabuhan Tripoli di Lebanon.
"Jumlah orang yang ditemukan tewas telah meningkat menjadi 34," tulis pernyataan Kemenkes Suriah, dikutip dari AFP, Jumat (23/9).
Lebanon menampung lebih dari satu juta pengungsi yang menyelamatkan diri dari perang saudara di Suriah. Namun, Lebanon terperosok dalam krisis ekonomi selama tiga tahun terakhir. Akibatnya, banyak orang berusaha untuk pergi ke Uni Eropa.
Sepanjang tahun lalu, Lebanon menyaksikan lonjakan jumlah calon migran yang menggunakan pantainya untuk menyeberang dengan kapal penuh sesak. Pada April, insiden serupa menewaskan enam migran ketika kapal mereka dikejar oleh angkatan laut Lebanon.
ADVERTISEMENT
Walau detailnya tidak terungkap hingga kini, kejadian itu memicu amarah di Lebanon. Beberapa penumpang kapal mengatakan bahwa militer menabrak perahu mereka, sedangkan para pejabat menyalahkan para migran yang melarikan diri ketika dikejar.
Sekelompok migran lainnya berupaya menyeberang dari Tripoli menuju Italia pada 13 April. Namun, kapal mereka tenggelam di lepas pantai Provinsi Mugla. Penjaga pantai Turki mengatakan, enam migran tewas dalam insiden tersebut, sementara 73 lainnya selamat.
Mayoritas kapal yang berangkat dari Lebanon melintasi jarak 175 kilometer untuk mencapai Siprus. Kebanyakan dari mereka adalah warga Suriah. Tetapi, krisis ekonomi yang menggerogoti telah mendorong warga Lebanon untuk mencoba melakukan perjalanan semacam itu pula demi kehidupan yang lebih layak.