Kapasitas Donor Plasma di RS Sardjito Yogyakarta Maksimal 8 Kantong per Hari

18 Januari 2021 19:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishanto
 Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishanto Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapasitas maksimal donor plasma konvalesen di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta adalah delapan kantong setiap harinya. Direktur Utama RSUP Dr Sardjito, Rukmono Siswishanto, mengatakan rumah sakitnya telah menjadi lokasi penelitian donor plasma sejak Oktober 2020.
ADVERTISEMENT
Transfusi plasma konvalesen merupakan salah satu terapi bagi pasien corona dengan gejala berat hingga kritis. Plasma darah tersebut diambil dari penyintas corona.
"Sardjito kapasitas mesin ada 8 pack. Sehari dimaksimalkan 8 kantong tapi rata-rata 3-4 kantong. Misalnya, penyintas nyumbang (donor plasma)," ujar Rukmono saat di Kompleks Kepatihan Pemda DIY, Senin (18/1).
Ia menambahkan, ketika dokter meminta plasma penyintas corona maka pihak rumah sakit akan langsung menyediakan. Selama dua minggu ini total ada 50 kantong plasma yang digunakan.
"Untuk dua minggu ini ada 50 kantong. Itukan satu pasien 100-200 cc. Nanti tergantung kebutuhan karena yang meminta adalah dokternya atas permintaan itu kita berikan. Rata-rata diambil 200 cc satu kantong plasmanya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Personil Polda DIY yang merupakan siswa Sekolah Inspektur Polisi (SIP) di Setukpa Lemdiklat Polri mendonorkan plasma darah di RSUP Dr Sardjito. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Lebih lanjut, Rukmono mengatakan, donor plasma ini berbeda dengan donor darah. Biasanya, orang yang akan mendonorkan darah membutuhkan waktu dua hingga tiga bulan untuk diambil darahnya. Akan tetapi, pendonor plasma bisa melakukan setelah dua minggu dari proses donor sebelumnya.
"Jadi prinsipnya diambil darahnya dimasukkan mesin disaring dipisahkan antara darah merah dengan cairannya plasmanya yang kita panen itu plasmanya. Darahnya dimasukkan kembali jadi HB tidak turun," ujarnya.
Rukmono menegaskan transfusi donor plasma ini tidak bahaya bagi pasien corona. Meski begitu, keefektifan metode ini masih diteliti oleh sejumlah rumah sakit.
Direktur Utama RSUP Dr Sardjito Rukmono Siswishanto Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
"Wes pokoke (ya udah pokoknya) bisa kita pakai dulu toh tidak membahayakan. (Soal hasil 50 donor plasma di Sardjito) Nanti perlu data saya kira kesempatan lain tim COVID di RS Sardjito kita atur (untuk menyampaikan hasil)," katanya. paparnya.
ADVERTISEMENT
Ia menambahkan, sejauh ini sejumlah penyintas corona berminat untuk mendonorkan plasmanya. Hanya saja, setelah dicek, antibodinya kurang tinggi.
"Sesungguhnya animo masyarakat berpartisipasi sangat besar cuma terkendala ada hal-hal yang biasanya kalau ada komorbid tidak kita ambil (plasmanya)," pungkasnya.