Kapasitas Tes Corona Meningkat, Pemerintah Lebih Pede Hadapi Libur Nataru

10 Desember 2021 19:23 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas kesehatan melakukan tes usap polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 pada warga di Jakarta, Selasa (2/11/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas kesehatan melakukan tes usap polymerase chain reaction (PCR) COVID-19 pada warga di Jakarta, Selasa (2/11/2021). Foto: M Risyal Hidayat/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Aturan PPKM di Indonesia yang kerap kali berubah-ubah menjadi pertanyaan masyarakat mengenai konsistensi pemerintah. Termasuk dengan pembatalan PPKM Level 3 se-Indonesia pada libur Nataru mendatang.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan alasan dikembalikannya penerapan PPKM sesuai dengan level yang berlaku di daerah masing-masing pada libur panjang tersebut, kapasitas atau kemampuan pemerintah dalam melakukan testing corona yang jauh meningkat dibanding periode Nataru 2020 ini rupanya cukup berperan.
Hal ini disampaikan Stafsus Kemenko Kemaritiman dan Investasi Mochammad Firman Hidayat dalam Live Corona Update bertajuk 'Gonta-ganti Kebijakan Pengetatan saat Nataru' yang ditayangkan di YouTube kumparan.
"Dalam hal testing, tahun lalu kalau kita bandingkan dengan November 2020 dengan November sekarang, jumlah testing meningkat besar. Tahun 2020 November itu sekitar 30 ribu per hari sekarang rata-rata 170-180 ribu per hari. Jadi meningkat 6 kali lipat," kata Firman, Jumat (10/12).
Tak hanya soal tes COVID-19, Firman juga menyebut kemampuan pemerintah dalam melakukan pelacakan kontak atau tracing juga sudah lebih baik dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Kalau lihat tracing, tahun lalu itu rata-rata kurang dari 4 kontak erat per kasus konfirmasi. Tapi sekarang November saya kira rata-rata 12 kontak erat per kasus konfirmasi. Bahkan kalau kita lihat fluktuasi harian ada yang bisa 20 kontak erat per kasus konfirmasi," ungkap Firman.
Hal yang juga membuat pemerintah lebih yakin dengan libur Nataru kali ini adalah vaksinasi yang sudah cukup tinggi khususnya di Jawa-Bali. Selain itu, hasil survei serologi juga menyatakan hal yang baik.
" Yang game changer yang terjadi dalam beberapa waktu ini, kami dapat hasil serosurvei di 9 wilayah aglomerasi yang menunjukkan masyarakat sudah punya antibodi tinggi. Ini jadi alasan kami kenapa yakin dapat mengendalikan kasus pada momen Nataru kali ini," tutupnya.
ADVERTISEMENT