Kapolda DIY soal Ketua BEM KM UGM Ngaku Diintimidasi: Silakan Melapor

21 Desember 2023 22:06 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan merespons Ketua BEM KM UGM Gielbran Muhammad Noor yang mengaku kerap dapat intimidasi dan fitnah. Dia meminta Gielbran membuat laporan ke polisi.
ADVERTISEMENT
"Setiap masyarakat kalau memang mendapatkan ancaman ya subjektif ancamannya terasa, baik pihak kampus silakan melapor," kata Suwondo ditemui di Kepatihan Pemda DIY, Kamis (21/12).
"Silakan lapor ancamannya seperti apa supaya kita tahu secara detail kalau dia merasa ada yang mengancam dan sebagainya," jelasnya.
Suwondo mengaku sebelum masa kampanye atau pada awal tahun 2023, dirinya sudah berbincang dengan beberapa mahasiswa. Dalam pertemuan itu, dia berpesan agar mahasiswa yang dapat intimidasi membuat laporan.
"Dan saya bersama teman-teman mahasiswa sudah pernah face to face ngomong kalau ada yang intimidasi kamu lapor," ujar Suwondo.
Soal oknum mengaku intel yang disebut Gielbran, Suwondo tak mau menduga-duga. Ia memastikan ketika ada laporan pihaknya langsung menyelidiki.
ADVERTISEMENT
"Makanya polisi kan tidak bisa duga-duga itu begitu ada (laporan) langsung penyelidikan ngumpulin fakta-fakta," tandasnya.
Di sisi lain, Kapenrem 072/ Pamungkas Kapten Arh Siswoto saat dikonfirmasi soal hal ini, menjelaskan tidak pernah ada instruksi pengarahan intel dari jajarannya seperti peristiwa yang diungkapkan Gielbran.
"Tidak ada. Yang saya ketahui tidak ada informasi atau perintah untuk melaksanakan seperti itu," kata Siswoto melalui sambungan telepon.
"Saya juga (sedang) dengan Pasi Intel. Nggak ada yang melaksanakan kegiatan seperti itu," bebernya
Sebelumnya, Gielbran mengaku dia mendapatkan intimidasi oleh oknum yang mengaku intel.
"Saya sempat dikabari oleh salah satu fungsionaris di Fakultas Peternakan, karena kebetulan saya mahasiswa fakultas peternakan, saya dihubungi oleh wakil dekan dan beliau menyampaikan bahwa ada oknum yang mengaku sebagai intel mendatangi fakultas kemudian dia memintai biodata kepada pihak akademik. Namun dari fakultas melarang untuk memberikan biodata karena tidak ada izin atau tidak ada surat tugas. Sehingga biodata yang diminta tidak diberikan," kata Gielbran, Kamis (21/12).
ADVERTISEMENT
Kedua terjadi di Sragen, Jawa Tengah. Beberapa hari lalu Gielbran ditelepon oleh orang tuanya. Orang tua Gielbran ini mendapat laporan dari Ketua RT ada oknum mengaku intel yang mendatanginya untuk mengeplot orang tua Gielbran.
"Cuma dari Ketua RT menghalau dan membatasi dan mengimbau untuk tidak usah bertemu dengan orang tua saya sehingga tidak sampai bertemu dengan keluarga saya. Sudah mengundurkan diri dan tidak mengintervensi secara langsung. Jadi sebatas lewat ketua RT kemudian ketua RT meminta untuk tidak usah sampai ke orang tua cukup di ketua RT saja," katanya.
"Kita sempat mendapatkan intimidasi cuma kami menganggap itu sebagai wujud yang tidak mengganggu secara fisik. Adapun kalau intimidasi saya mengalami, namun saya merasa tidak terganggu, saya merasa tidak takut dan itu menjadi bukti bahwa kita harus senantiasa terus bergerak. Jadi tidak ada kata-kata takut, dan yang perlu teman-teman ketahui bahwa selama tidak ada gangguan fisik saya rasa intimidasi-intimidasi itu sebagai sebuah angin lalu," pungkasnya.
ADVERTISEMENT