Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.98.1
Kapolda DIY Soal Surat Tantangan "Carok": Bukan Masalah Etnis, tapi Individu
12 Februari 2025 12:50 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Irjen Pol Suwondo Nainggolan angkat bicara soal munculnya surat tantangan "carok" di Yogya yang beredar di media sosial berapa waktu ini.
ADVERTISEMENT
Carok adalah tradisi perkelahian antar dua pihak yang berselisih untuk menyelesaikan konflik.
"Jadi begini. Ini bukan persoalan etnis. Ini persoalan individu melakukan perbuatan pidana," kata Suwondo di Kepatihan Pemda DIY, Rabu (12/2).
Pemicu munculnya surat itu disebut karena ada orang yang tak membayar di sebuah warung Madura di kawasan Babarsari, Kabupaten Sleman. Sehingga terjadi keributan antara kelompok yang tak mau membayar dengan kelompok dari pihak warung.
Suwondo mengatakan kasus tersebut langsung diproses ketika polisi mendapatkan informasi.
"Sudah ditangkap, sudah diproses," tegasnya.
Harapannya ke depan situasi kriminal bisa pihaknya kendalikan lebih baik dari sebelumnya.
Hari ini, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono menerima kunjungan Keluarga Madura Yogyakarta (KMY) di Kepatihan Pemda DIY. Suwondo yang juga turut hadiri di pertemuan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Pak Gubernur telah mengarahkan kami Forkopimda untuk lebih meningkatkan keamanan dan memberikan rasa nyaman di masyarakat," katanya.
Langkah Ke Depan
Suwondo mengatakan pihaknya akan mengubah metode untuk melapis patroli dan mengedepankan preventif guna mencegah peristiwa seperti orang tak bayar di warung terulang.
"Kalau pun terpaksa harus melakukan penegakkan hukum maka kami akan melakukan penegakkan hukum sesuai rasa keadilan dari semua pihak," bebernya.
Suwondo merancang patroli dari mulai Bhabinkamtibmas-Babinsa di Polsek dan Koramil hingga Polres dan lapis Polda.
"Dengan sistem yang kami ubah. Jadi patrolinya bersifat patroli yang nantinya stasioner. Mungkin makan di warung kelontongnya, duduk di warmindonya. Jadi seperti itu," katanya.
Namun, Suwondo meminta masyarakat tak beranggapan petugas hanya duduk-duduk di warung saja.
ADVERTISEMENT
"Kalau dulu patroli kita around, mungkin kita pergi kemudian muncul. Sekarang kita akan berposisi seperti itu," pungkasnya.
Sementara itu, Jubir KMY Mahrus Ali mengatakan diskusi dengan Sultan tadi untuk mencari solusi atas permasalahan yang dialami pedagang warung Madura di Yogyakarta.
"Jadi, kami yang sudah selesai, sudah kita enggak bahas lagi. Jadi, sudah ada usulan yang sangat praktis dari Ngarsa Dalem (Sultan)," kata Mahrus Ali.
Mahrus mengatakan pihaknya sangat mencintai Yogyakarta. Surat kemarin yang muncul dan menjadi ramai ditegaskan Mahrus tidak ada maksud untuk menimbulkan perseteruan antar kelompok.
"Enggak ada (maksud seperti itu)," katanya.