Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kapolda Kalbar Kumpulkan Pengusaha Kelapa Sawit Bahas Karhutla
23 Februari 2018 18:02 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
ADVERTISEMENT
Keringnya cuaca di sejumlah daerah di beberapa daerah langganan kebakaran hutan dan lahan berakibat pada penetapan siaga darurat kebakaran hutan dan lahan. Kalimantan Barat merupakan salah satu provinsi yang menetapkan status siaga karhutla.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, Kapolda Kalimantan Barat Irjen Pol Didi Haryono mengumpulkan seluruh pengusaha kelapa sawit untuk membicarakan mengenai hal ini. Di hadapan para pengusaha kelapa sawit, Didi menjelaskan bagaimana Kalimantan Barat memiliki kondisi geografis yang cukup luas.
Kalimantan Barat diketahui memiliki luas daratan sebesar 110.000 km2, dengan 14.680.790 ha lahan perkebunan dan pertanian, dan juga hamparan lahan gambut yang cukup luas.
"Potensi geografis yang luas ini menjadikan sebuah potensi bagi oknum yang tidak bertanggung jawab untuk membuka lahan dengan cara membakar," kata Didi, Jumat (23/2).
Hingga saat ini, pihak kepolisian bekerja sama dengan TNI, Manggala Agni, Damkar, dan pihak swasta telah melakukan upaya pemadaman di berbagai titik lokasi. Bahkan ada satu titik yang hampir membakar 2 bangunan sekolah, tepatnya di wilayah Kabupaten Kubu Raya.
ADVERTISEMENT
"Rapat koordinasi Polda Kalbar dan gabungan pengusaha kelapa sawit Indonesia adalah bentuk respons yang positif dari elemen swasta di Kalimantan Barat untuk mencegah dan menanggulangi karhutla yang menjadi ancaman tahunan ini. Kita semua yang ada di sini harus bersama-sama membangun sinergi yang solid dan implementatif, sehingga jumlah titik api semakin menurun hingga tercapai zero hotspot di Kalimantan Barat," tuturnya.
Lebih lanjut, Didi mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai langkah untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan. Yang pertama adalah dengan melakukan deteksi dini. Didi meminta setiap perusahaan kelapa sawit telah memiliki SOP dalam penanganan karhutla di wilayah kerjanya masing-masing.
"Dan telah dibentuk satuan petugas pemadam kebakaran untuk memantau perkembangan situasi baik secara manual sistem, serta menggunakan peralatan pemantau melalui satelit, aktifkan kembali pembuatan embung-embung air sebagai cadangan dan parit yang memutus berkembangnya titik api, sehingga sebelum terjadinya kebakaran upaya yang dilakukan telah optimal dalam menghadapi keadaan yang terburuk," paparnya.
Hal yang kedua adalah pencegahan dini. Didi meminta agar seluruh pihak dapat mendukung program pemerintah, Polri, dan TNI untuk meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelaporan, pencegahan dini, serta pemadaman di lingkungan masing-masing, khususnya di sekitar wilayah perkebunan sawit.
ADVERTISEMENT
"Tujuannya adalah mengoptimalkan seluruh elemen masyarakat, pemerintah, dan swasta sebanyak mungkin dalam pencegahan dini. Api kecil langsung dipadamkan," imbuhnya.
Lalu yang ketiga adalah peningkatan kinerja satgas karhutla yang dibentuk oleh perusahaan kelapa sawit dan Polda Kalimantan Barat. Didi mengimbau agar baik pihak perusahaan dan kepolisan dapat mengerahkan sumber daya personil, materiil, logistik, serta sarana dan prasarana untuk memadamkan api.
"Dampak terburuk yang terjadi di lingkungan kita akibat kebakaran hutan dan lahan yang meluas, kita jadikan tantangan untuk memadamkan kebakaran tersebut, karena ini semua menjadi tanggung jawab moral kita semua," ujarnya.
"Dengan dilaksanakan rakor polda dan gabungan pengusaha sawit Indonesia, kita memiliki komitmen yang kuat dalam menghadapi karhutla di Kalimantan Barat, dan mengedepankan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan di tahun 2018," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Kapolda Kalbar juga mengeluarkan maklumat terkait Karhutla ini. Berikut isinya: