Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kapolda Kepri Pastikan Situasi di Rempang Kondusif Usai Bentrok Polisi vs Warga
7 September 2023 23:35 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kapolda Kepri Irjen Pol Tabana Bangun memastikan situasi sudah kondusif usai bentrokan antara polisi dan warga pecah di Rempang Galang, Batam, Kamis (7/9).
ADVERTISEMENT
"Kegiatan berjalan dengan baik dan tidak hal krusial yang terjadi. Masyarakat juga sudah menyadari dan pulang ke rumah masing-masing, dan anggota tidak ada kegiatan yang menonjol di lapangan," kata Tabana, Kamis (7/9) malam usai meninjau lokasi, dikutip dari Antara.
Dia mengatakan, warga saat ini sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Begitu juga dengan anggota polisi yang telah kembali ke satuannya.
"Kegiatan malam ini sudah selesai. Karena masyarakat sudah memahami tentang kegiatan ini dan kembali ke rumah dengan baik dan personel akan istirahat kembali ke satuan masing-masing," ujarnya.
Ke depannya, kata Tabana, pihaknya bersama instansi lainnya akan memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk mendukung kebijakan tersebut.
"Mudah-mudahan ke depannya bisa lebih kondusif seperti yang kami harapkan," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Bentrokan tidak dapat dihindari ketika polisi berusaha menerobos barikade warga. Aparat membawa water canon dan gas air mata untuk membubarkan massa.
Sementara massa mencoba melawan dengan melempari aparat menggunakan batu.
Sebelumnya Badan Pengusahaan (BP) Batam berencana melakukan pengukuran dan mematok lahan yang akan digunakan untuk investasi di Pulang Rempang dan Galang. Ribuan rumah warga yang terkena proyek strategis nasional itu rencananya akan direlokasi ke sebuah lokasi di Sijantung.
Pemerintah akan membuatkan warga terdampak rumah permanen di lokasi yang baru serta diberi lahan. Namun, warga setempat masih keberatan atas rencana tersebut.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) melalui akun media sosial X atau Twitter-nya mengatakan ada 60 kendaraan aparat gabungan yang mencoba masuk ke Pulau Galang untuk melakukan pengukuran lahan. Mereka lalu terlibat bentrok dengan warga yang menolak relokasi.
ADVERTISEMENT
"Kegiatan ini jelas mendapat penolakan dari mayoritas penduduk 16 kampung Melayu Tua karena tujuan pemasangan patok ini merupakan rangkaian kegiatan yang hendak memindahkan warga dari kampungnya," tulis YLBHI dikutip Rabu (7/9).