Kapolri: 2 Bulan Operasi Cipta Kondisi, 2.000 Preman Ditangkap

7 Agustus 2018 14:49 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri, Tito Karnavian (tengah) dalam acara pemberian Bintang Bhayangkara di PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (7/8). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri, Tito Karnavian (tengah) dalam acara pemberian Bintang Bhayangkara di PTIK, Jakarta Selatan, Selasa (7/8). (Foto: Fadjar Hadi/kumparan)
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian telah memerintahkan Polda-polda untuk melakukan operasi cipta kondisi menjelang penyelenggaraan Asian Games 2018. Operasi itu difokuskan di provinsi-provinsi yang menggelar perlombaan Asian Games seperti DKI Jakarta, Sumatera Selatan, Jawa Barat, hingga Banten.
ADVERTISEMENT
Operasi yang dilakukan Polda Sumsel, Polda Banten, Polda Metro Jaya, dan Polda Jawa Barat itu menyasar pelaku kejahatan street crime seperti begal, preman dan copet. Selama dua bulan operasi tersebut, polisi menangkap sebanyak 2.000 preman dan begal.
"Kita melakukan cipta kondisi sejak dua bulan lalu. Saya tahu di Polda Metro Jaya sudah menangkap lebih dari 1.000 pelaku, kemudian di Sumatera Selatan sudah menangkap ratusan dan di Jawa Barat lebih dari 1.000 pelaku street crime," kata Kapolri Jenderal Tito Karnavian di PTIK, Kebayoran, Jakarta Selatan, Selasa (7/8).
Ilustrasi Begal dan Rampok (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Begal dan Rampok (Foto: Muhammad Faisal Nu'man/kumparan)
Tito berharap, dengan operasi cipta kondisi tersebut angka kriminalitas bisa ditekan. Selain itu agar menjaga suasana dan kondisi selama Asian Games tetap aman dan kondusif.
ADVERTISEMENT
"Mudah-mudahan dengan upaya kita ini, keamanan bisa kita atasi, insyaallah. Kita minta dukungan dari semua pihak karena ini sudah menyangkut bangsa dan negara," ucap Tito.
Tito menilai keamanan selama Asian Games merupakan harga mati. Maka dari itu, ia juga meminta dukungan masyarakat untuk ikut menjaga wilayahnya agar tetap aman.
"Setiap orang yang merasa (warga) bangsa dan negara harus berkontribusi, paling tidak jangan mengganggu. Kalau tidak mendukung, artinya berkhianat kepada bangsa," tegas Tito