Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kapolri: JAD Dalangi Kerusuhan Mako Brimob, Mapolda Riau, Bom Surabaya
22 Mei 2018 21:34 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Sejumlah wilayah di Indonesia dilanda aksi teror . Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut aksi teror yang terjadi di Mako Brimob Kelapa Dua, Mapolda Riau dan rentetan ledakan bom di Surabaya dilakukan oleh satu kelompok teror yang sama.
ADVERTISEMENT
"Aksi di Surabaya terkoneksi penyerangan di Polda riau dan insiden Mako Brimob dilakukan kelompok JAD (Jamaah Ansharut Daulah) yang memiliki afiliasi ISIS di Suriah," kata Kapolri di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/5).
Tito mengatakan, dalam penindakan selama delapan hari pada tanggal 13-21 Mei 2018, polisi bekerja sama dengan TNI telah menangkap 74 orang. 14 di antaranya meninggal karena melawan saat ingin ditangkap.
"Di Jawa Timur (ditangkap) 31 orang. Jabar delapan orang, Banten 16 orang, Sumsel empat orang, Riau sembilan orang, Sumatera Utara enam orang. Barang bukti yang disita: bom siap pakai dan bahan peledak lainnya," beber Tito.
"Kemudian ada juga baterai, switch dan lain-lain. Kita lihat bahwa dalam rapat tadi saya sampaikan ke presiden dan kepala BIN, BNPT Menkopolhukam perlu dilaksanakan upaya komprehensif (penanganan aksi teror)," jelas Tito.
ADVERTISEMENT
Dalam rapat terbatas, Selasa (22/5) Tito mengatakan, Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla telah mendukung penanganan teror secara komprehensif melibatkan pemerintah dan masyarakat.
"Mulai kajian kurikulum, masalah pentingnya untuk membendung terorisme dengan ideologi lain secara intens seperti Pancasila dan lain-lain. Kemudian juga stakeholder lain lewat pengembangan dan pendekatan humanis," sebutnya.
"(Selain itu) Memberikan penerangan kepada mereka untuk meluruskan ideologi terorisme yang bukan hanya melibatkan pemerintah tapi juga masyarakat," sambung Tito.