Kapolri: Politik Identitas Tidak Boleh Terulang di Pemilu 2024!

29 Desember 2022 15:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kapolri Listyo Sigit menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman antara Polri dan KPU di Gedung KPU RI, Jakarta, Kamis (29/12/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Listyo Sigit menghadiri acara penandatanganan nota kesepahaman antara Polri dan KPU di Gedung KPU RI, Jakarta, Kamis (29/12/2022). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menyebut Pemilu 2019 menyisakan masalah politik identitas. Sigit menyebut dengan adanya politik identitas seperti kemarin membuat perpecahan di masyarakat. Ia berharap di pemilu 2024 mendatang tak ada lagi hal seperti itu.
ADVERTISEMENT
Hal ini ia sampaikan dalam acara penandatanganan MoU KPU dengan Polri, AIPI, MIPI, APHTN-HAN di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (29/12).
Menurut Sigit, keberhasilan pemilu 2024 menjadi tantangan bagi Indonesia, apakah akan menjadi lebih baik atau justru mundur ke belakang.
"Oleh karena ini menjadi komitmen bahwa tidak boleh terulang kembali di tahun 2024 karena apa? karena kita ada di posisi persimpangan, apakah kita mau maju, kita tetap jalan di tempat atau bahkan mundur ke belakang," ujarnya.
Sigit juga mendorong masing-masing calon yang akan bertarung di 2024 untuk lebih menonjolkan program kerja, ide-ide, hingga visi misi yang menarik. Sehingga, lanjut dia, hal ini yang membuat masyarakat bisa memilih kriteria pemimpin yang ideal.
ADVERTISEMENT
Massa aksi rusuh di kawasan Gedung Bawaslu pada 22 Mei 2019. Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
"Tentunya kita terus mendorong agar mendorong calon masing-masing saling adu program. ide-ide visi misi yang tentunya menarik dan kemudian membuat masyarakat memilih itu harus ditonjolkan dibanding dengan cara-cara yang mungkin justru membawa kemunduran," kata dia.
"Karena ini pertarungan kita kalau kita berhasil tentunya agenda-agenda nasional yang sudah bisa kita capai mungkin akan bisa kita lanjutkan," sambungnya.
Lebih lanjut mantan Kabareskrim ini juga berharap pemilu 2024 ke depan bisa menjadi pemilu yang aman, damai dan membuat semua orang senang.
"Oleh karena itu tentunya tidak ada kata lain yang namanya sosialisasi edukasi harus kita terus kita lakukan sehingga kemudian pemilu ke depan menjadi pemilu yang aman, pemilu yang damai, pemilu yang betul-betul menjadi pesta rakyat pesta demokrasi yang namanya pesta itu semuanya senang jadi ya kalau masalah pilihan memang atau kalah itu risiko di suatu kompetisi," tuturnya.
ADVERTISEMENT
"Namun suasana keakraban suasana kegembiraan di dalam pesta demokrasi seharusnya kita jaga sehingga apa pun pilihannya walaupun berbeda tapi kemudian tidak membuat masyarakat kita menjadi pecah ini yang harus kita jaga," tandasnya.