Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.100.0
9 Ramadhan 1446 HMinggu, 09 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Kapolri Resmikan Pos Pantau Ganjil-Genap di Gerbang Tol Bekasi Barat
16 Maret 2018 13:14 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB

ADVERTISEMENT
Kapolri Jenderal Tito Karnavian meresmikan pos pantau Green Line di Gerbang Tol Bekasi Barat. Pos pantau ini bertujuan untuk mengawasi pelaksanaan kebijakan pemberlakuan ganjil-genap di Ruas Tol Jakarta-Cikampek.
ADVERTISEMENT
Tito menilai, perlu adanya sinergitas dari Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, PT Jasa Marga, dan Polri untuk mengawasi kebijakan ini.
"Di sini ada sistem CCTV yang memantau titik-titik pintu tol yang macet yang panjang, kemudian anggota akan melakukan langkah respons lebih kurang ada 300 anggota Polri di luar itu, dari Jasa Marga dan lain-lain," kata Tito di Gerbang Tol Bekasi Barat, Jumat (16/3).

Selain itu, Tito juga mengapresiasi pemberlakuan kebijakan yang telah berlangsung sejak Senin (12/3) tersebut. Menurutnya, sejak sistem ganjil-genap diterapkan, beban kendaraan yang masuk ke Jakarta dari Gerbang Tol Bekasi Barat dan Bekasi Timur berkurang hingga 50 persen.
"Kita lihat ada pemerataan rute arus yang digunakan untuk masuk Jakarta. Misalnya hari ini diberlakukan ganjil saja dari pukul 06.00 WIB hingga Pukul 09.00 WIB, tentu yang kendaraannya genap akan mencari alternatif jalur lain seperti Tol Kalimalang dan Tol Becakayu," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Program ini, lanjut Tito, akan terus dilaksanakan dan dievaluasi untuk mengurai kemacetan dari Arah Bekasi ke Jakarta dan sebaliknya. Aturan tersebut diterapkan setiap Senin-Jumat, pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB.
Dalam peresmian ini, Tito didampingi Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis, Kakorlantas Polri Irjen Royke Lumowa, dan kepala BPTJ Bambang Prihantono.