Kapolri soal AKPB Yusuf yang Tendang Ibu: Jadi Aparat Jangan Arogan

16 Juli 2018 11:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
AKBP Yusuf diperiksa Propam Polda Babel. (Foto: dok Polda Babel)
zoom-in-whitePerbesar
AKBP Yusuf diperiksa Propam Polda Babel. (Foto: dok Polda Babel)
ADVERTISEMENT
Video kekerasan terhadap seorang ibu yang dilakukan AKBP Yusuf beredar luas di masyarakat. Yusuf, anggota Polri yang menjabat Kasubdit Pam Obvit di Polda Bangka Belitung (Babel), telah dicopot dari jabatannya.
ADVERTISEMENT
Atas tindakan AKBP Yusuf tersebut, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mengingatkan anggotanya agar tidak melakukan tindakan serupa. Sebab bagaimanapun pelaku kejahatan yang sudah menyerah dan tidak mengancam petugas tidak boleh dilakukan kekerasan.
“Bagaimanapun juga orang yang sudah menyerah tidak mengancam keselamatan petugas dan orang lain itu tidak boleh dilakukan kekerasan,” ucap Tito di Mako Brimob, Kalapa Dua, Depok, Senin (16/7).
Kapolri Tito Karnavian menyalami anggota usai upacara kenaikan pangkat dari AKBP ke Kombes di Rupatama Mabes Polri. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Kapolri Tito Karnavian menyalami anggota usai upacara kenaikan pangkat dari AKBP ke Kombes di Rupatama Mabes Polri. (Foto: Jamal Ramadhan/kumparan)
Tito juga menegaskan sebagai seorang aparat penegak hukum tidak boleh memiliki sikap arogansi apalagi merasa paling benar.
“Prinsipnya promoter, hilangkan budaya arogansi, jangan sok-sokan petugas kemudian pada melakukan kekerasan, juga tidak boleh agresif ini juga harus ditekankan ini kekerasan esesif ornag udah enggak berbuat apa-apa ditendang,” ujarnya.
Meski begitu Tito, menilai AKBP Yusuf sedang emosi saat sang ibu tersebut tak mengaku mencuri di minimarket tersebut sehingga terjadiah aksi kekerasan itu.
ADVERTISEMENT
“'Ditanya kamu ngambil apa, siapa nama teman-teman kamu yang pergi', tapi jawabnya enggak tahu, enggak tahu, mohon maaf khasnya pelakulah, kita -yang dilapangan mengerti hingga akhirnya dia emosional dan ditendang tapi yang muncul di masyarakat seolah-olah polisi kasar brutal menendang tapi ini emosional karena gak ngaku,” pungkas Tito.