Kapten Mirza, Pilot Rimbun Air Eks Penerbang AU, Pengalaman Operasi Militer

16 September 2021 14:20 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Pesawat Rimbun Air. Foto: Instagram/@penkostrad
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Pesawat Rimbun Air. Foto: Instagram/@penkostrad
ADVERTISEMENT
Musibah jatuhnya pesawat kargo Rimbun Air di Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, menyisakan duka yang mendalam. Khususnya, bagi keluarga tiga kru yang tewas dalam kecelakaan itu. Salah satunya adalah keluarga Kapten Mirza, pilot Rimbun Air. Kapten Mirza tinggal di Jalan Kompleks AURI, Kelurahan Curug, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Anak kedua Kapten Mirza, Yudhistira, mengatakan keluarga sudah menerima dan tabah atas musibah yang dialami ayahnya itu. Kapten Mirza memiliki empat orang anak.
Yudhistira putra kedua kapten pilot Rimbun Air H Agithia Mirza. Foto: Dok. Istimewa
"Anak pertama Dela, saya Yudhistira, ketiga Agla, Jodra. Satu perempuan tiga laki-laki," ujar Yudhistira saat ditemui di rumahnya, Kamis (16/9).
"Kondisi ibu dan keluarga sudah tabah semua, kita sudah menerima semua, [itu] risiko pekerjaan ayah saya," lanjut Yudhistira yang mengikuti jejak ayahnya bekerja sebagai pilot ini.
Yudhistira mengisahkan, ayahnya merupakan mantan penerbang di TNI AU.
"Beliau sebelumnya di TNI AU. Ikatan dinas pendek, beliau pensiun dini, sampai minimum masa kerja dinasnya. Terakhir di AURI di [Lanud] Atang Senjaya sebagai pilot, pangkat terakhir letnan satu," kata Yudhistira.
ADVERTISEMENT
Yudhistira putra Kedua kapten pilot Rimbun Air H Agithia Mirza (kiri) saat menerima tetangga yang melayat. Foto: Dok. Istimewa
Yudhistira mengatakan ayahnya itu pernah berdinas di Timor Timur (sekarang Timor Leste). Kemudian bertugas di daerah operasi militer di Aceh.
"Kalau untuk waktu dia berdinasnya, sih, di Timor Timur. Yang saya tahu, sama Aceh waktu masih daerah operasi militer," ujar Yudhistira.
Dia tak tahu apa nama operasi waktu ayahnya bertugas di Timor Timur dan Aceh itu. Yang pasti, kata Yudhistira, ayahnya itu sekolah penerbangan di AURI pada tahun 1986.
Deretan karangan bunga di rumah kapten Mirza, pilot Rimbun Air yang jatuh di Papua. Foto: Dok. Istimewa
Yudhistira tak ingat kapan ayahnya memutuskan pensiun dini. Namun, usai pensiun dari AURI, ayahnya bekerja sebagai pilot penerbangan komersial di berbagai maskapai, mulai dari Merpati hingga Aviastar.
Di Rimbun Air, Kapten Mirza baru bertugas pada Februari 2021. "[Masuk Rimbun Air] Kurang lebih dari Februari 2021 tahun ini. [Sebelumnya di] Aviastar. Mayoritas di Papua, ada juga di barat daerah Sumatera dan Kalimantan. Sebelumnya [juga] di Merpati," ujar dia.
Suasana Kantor Rimbun Air di Bandung. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan
Rimbun Air berdiri pada 2018 dan berkantor pusat di Bandung. Perusahaan ini melayani penerbangan perintis di daerah rural di Nusantara. Rimbun Air menyediakan pesawat kecil berpenumpang 19 orang dan pesawat kargo.
ADVERTISEMENT