Kapuspen Pastikan Kontingen TNI MONUSCO Aman: Tetap Siaga dan Waspada

29 Januari 2025 5:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota Pasukan Garuda dalam Satgas Kompi Zeni TNI Konga XX-Q MONUSCO mengikuti upacara pemberangkatan di Mabes TNI. Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
zoom-in-whitePerbesar
Anggota Pasukan Garuda dalam Satgas Kompi Zeni TNI Konga XX-Q MONUSCO mengikuti upacara pemberangkatan di Mabes TNI. Foto: ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
ADVERTISEMENT
Pertempuran antara pasukan penjaga perdamaian PBB di Kongo (MONUSCO) dan pemberontak M23 masih terus berlangsung.
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto, memastikan kontingen TNI yang tergabung dalam satgas MONUSCO dalam kondisi aman.
"Satgas yang berada di Provinsi North Kivu tepatnya Kota Goma telah terjadi peningkatan eskalasi terkait dengan adanya serangan dari kelompok bersenjata M23 yang juga merupakan kelompok Milisi dari Rwanda," kata Hariyanto dalam keterangannya dikutip Rabu (29/1).
"Namun sejauh ini untuk Area of Responsibility dari Kontingen Indonesia yaitu Satgas Indo RDB di kota Bunia, Provinsi Ituri dan Area of Responsibility Satgas Kompi Zeni Monusco di kota Beni masih aman terkendali," sambungnya.
Meski begitu kontingen TNI tersebut tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan di Camp masing-masing.
Petugas keamanan Rwanda mengawal anggota Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) yang menyerah, setelah pertempuran antara pemberontak M23 dan Angkatan Bersenjata Republik Demokratik Kongo (FARDC) di Gisenyi, Rwanda, Selasa (27/1/2025). Foto: Jean Bizimana/REUTERS
"Untuk personel dan materil dalam keadaan aman dan pasukan Kontingen Garuda TNI Monusco tetap siaga dan meningkatkan kewaspadaan di Camp masing-masing. Komandan Satgas beserta jajarannya memastikan pelaksanaan SOP sesuai dengan instruksi Force Commander MONUSCO," ujarnya.
ADVERTISEMENT
"Mabes TNI menghormati apa pun keputusan Force Commander Monusco dan yang berkaitan dengan rencana mengevakuasi pasukan Satgas tidak akan dilaksanakan apabila tidak ada permintaan dari Force Commander yang berwenang," sambungnya.
Bentrokan antara militer Kongo dan M23 yang didukung tentara Rwanda juga telah melukai hampir 370 orang, mayoritasnya warga sipil.
Sementara itu, ada 13 tentara penjaga perdamaian yang tewas akibat pertempuran itu.