Kardinal Ignatius Suharyo Bakal Ikut Konklaf, Diminta Datang Lebih Cepat 3 Mei

26 April 2025 19:44 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kardinal Ignatius Suharyo. Foto: Tiziana Fabi/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Kardinal Ignatius Suharyo. Foto: Tiziana Fabi/AFP
ADVERTISEMENT
Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, dijadwalkan bakal berangkat ke Vatikan untuk mengikuti konklaf memilih penerus Paus Fransiskus yang telah wafat pada Senin (21/4) lalu.
ADVERTISEMENT
Suharyo semula direncanakan akan berangkat konklaf pada Minggu, 4 Mei 2025 mendatang. Namun, Dewan Kardinal meminta keberangkatannya ke Vatikan dipercepat menjadi Sabtu, 3 Mei 2025.
"Untuk mengikuti konklaf itu akan dilakukan oleh Bapa Kardinal Ignatius Suharyo selaku Uskup Keuskupan Agung Jakarta, beliau yang tadinya direncanakan akan berangkat di tanggal 4 Mei, itu mengalami perubahan jadwal menjadi tanggal 3 Mei, karena permintaan dari Dewan Kardinal," kata Humas Gereja Katedral Jakarta, Susyana Suwadie, kepada wartawan, Sabtu (26/4).
Menurutnya, permintaan itu disampaikan Dewan Kardinal bahwa para kardinal mesti sudah bergabung untuk mengikuti rangkaian konklaf pada 5 Mei 2025, atau sehari setelah masa berkabung usai.
Dengan begitu, Kardinal Suharyo akan mulai berangkat menuju Vatikan pada 3 Mei 2025 dan akan tiba pada 4 Mei 2025.
ADVERTISEMENT
"Karena permintaan dari Dewan Kardinal setelah mengadakan rapat bahwa tanggal 5 [Mei] itu sudah harus bergabung untuk mengikuti dimulainya kegiatan," tutur dia.
"Pada masa berkabung dari setelah pemakaman yaitu tanggal 26 April itu dinyatakan masa perkabungan adalah 9 hari. Maka, terakhir 9 hari jatuh di tanggal 4 Mei, maka tanggal 5 Mei itulah persiapan untuk memasuki konklaf," imbuhnya.
Sebelumnya, Suharyo sempat menyatakan keberangkatannya ke Vatikan akan dijadwalkan pada 4 Mei 2025.
Ia menyebut, konklaf pemilihan Paus akan dilakukan paling cepat pada tanggal 6 Mei, atau 15 hari setelah Paus Fransiskus wafat.
Adapun selama masa jeda kepemimpinan, kegiatan administratif Gereja Vatikan ditangani Dewan Kardinal. Mereka memiliki kewenangan terbatas dan fokus pada persiapan pemilihan Paus baru.
ADVERTISEMENT
Konklaf akan dimulai dalam 15 hingga 20 hari setelah wafatnya Paus. Para kardinal yang berusia di bawah 80 tahun akan mengikuti pemungutan suara rahasia di Kapel Sistina, Vatikan.
Untuk memilih Paus baru, dibutuhkan suara dua pertiga ditambah satu dari total pemilih. Proses ini bisa berlangsung dalam beberapa putaran.
Tanda bahwa pemilihan telah selesai adalah asap putih yang mengepul dari cerobong Kapel Sistina, hasil pembakaran surat suara dengan bahan kimia khusus. Jika belum tercapai konsensus, asap hitam akan terlihat.
Begitu seorang Paus terpilih dan menerima tugasnya, ia akan memilih nama baru dan muncul di balkon tengah Basilika Santo Petrus.
Kemudian, Paus baru akan ditampilkan di hadapan para umat dalam sebuah prosesi yang disebut 'Habemus Papam'.
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Latin, Habemus Papam berarti 'Kita memiliki Paus'. Habemus Papam akan dilakukan oleh seorang Kardinal Protodiakon dari atas Balkon di Basilika Santo Petrus di Vatikan.
Setelah pengumuman tersebut, Paus yang baru akan tampil ke depan publik dan menyampaikan sambutan pertamanya sebagai Paus, yang disebut 'Urbi et Orbi'.