Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kardinal Pietro Parollin dari Italia Kandidat Kuat Paus Baru
30 April 2025 10:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Kardinal Pietro Parollin dijagokan menjadi Paus yang baru. Parollin adalah diplomat kawakan Vatikan yang bekerja selama 12 tahun dengan mendiang Paus Fransiskus.
ADVERTISEMENT
Saat ini pria berusia 70 tahun itu menjabat sebagai Sekretaris Negara Vatikan. Sekretaris Negara adalah orang nomor dua di Vatikan yang dijuluki sebagai Perdana Menteri.
Parollin adalah warga negara Italia. Selama bertugas Vatikan, dia dikenal sebagai pribadi tenang dan menguasai banyak bahasa.
Sedangkan pengalaman diplomatik Parolin terbentang mulai dari Asia, Timur Tengah sampai Amerika Latin.
Parollin memainkan peran kunci dalam mediasi Amerika Serikat dan Kuba. Ia juga punya peran strategis pada kesepakatan dengan China untuk menunjuk uskup di sana.
Di dunia diplomatik nama Parollin dikenal luas oleh berbagai pemimpin dunia dan diplomat. Sementara di internal Vatikan, dia punya pemahaman baik mengenai Kuria Vatikan, yaitu perangkat administratif di Tahta Suci.
Konklaf 7 Mei
Sementara itu, konklaf untuk memilih Paus baru pengganti Paus Fransiskus akan digelar pada 7 Mei 2025. Paus Fransiskus mangkat pada 21 April 2025 dan dimakamkan 26 April.
ADVERTISEMENT
Posisi yang moderat terhadap berbagai isu sosial serta keyakinan dirinya akan melanjutkan kebijakan Paus Fransiskus menjadi nilai plus kenapa Parollin diunggulkan.
Keterangan itu disampaikan seorang sumber di Vatikan pada Selasa (29/4). Sumber itu mengungkap Parollin punya kemampuan untuk mengupayakan rekonsiliasi faksi-faksi di Gereja Katolik.
"Ia adalah kardinal yang paling terkenal dari semuanya. Namun pertanyaannya adalah apakah profilnya akan membantu menciptakan konsensus di sekelilingnya. Itu juga dapat merugikannya," kata seorang sumber gerejawi di Roma kepada AFP, yang berbicara secara anonim.
"Ia tetap berada dalam peran yang sangat institusional. Sulit untuk mengetahui apa yang dipikirkannya, yang dapat menjadi titik lemah,โ sambung dia.