Karena Alasan Ini Greta Thunberg Setuju PLTN Jerman Tetap Beroperasi

12 Oktober 2022 13:11 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Greta Thunberg. Foto: AFP/JOHANNES EISELE
zoom-in-whitePerbesar
Greta Thunberg. Foto: AFP/JOHANNES EISELE
ADVERTISEMENT
Aktivis lingkungan dan iklim asal Swedia, Greta Thunberg, mendukung Jerman untuk tetap mempertahankan pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) terakhir yang tersisa.
ADVERTISEMENT
Langkah ini ia ambil di tengah krisis energi Eropa yang mengakibatkan lebih banyak penggunaan batu bara sebagai alternatif.
Pernyataan tersebut disampaikan Thunberg dalam sebuah wawancara di stasiun radio Jerman ARD yang disiarkan pada Rabu (12/10).
“Secara pribadi, saya pikir itu adalah ide yang sangat buruk untuk fokus pada batu bara ketika ini [tenaga nuklir] sudah ada, tetapi tentu saja, itu adalah perdebatan yang sangat menular,” ujar Thunberg, seperti dikutip dari Russia Today.
Sebelumnya, remaja berusia 19 tahun itu sangat vokal menentang tenaga nuklir. Sebab, menurutnya hal itu berbahaya, mahal, dan memakan waktu.
Aktivis iklim Swedia Greta Thunberg (tengah) bergabung dengan pawai oleh aktivis pemuda untuk memprotes kelambanan iklim di sela-sela KTT Iklim PBB COP26 di Glasgow pada 5 November 2021. Foto: Ben STANSALL / AFP
Hal itu ia sampaikan pada Juli lalu, ketika parlemen Uni Eropa menggelar pemungutan suara untuk mengkategorikan tenaga nuklir sebagai alternatif energi berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
“Tidak ada jumlah lobi dan greenwashing yang akan membuatnya menjadi hijau. Kita sangat membutuhkan energi terbarukan yang nyata, bukan solusi palsu,” tegas dia.
Namun, sanksi-sanksi yang diberikan Barat kepada Rusia atas tindakannya di Ukraina mengakibatkan penurunan pasokan gas alam Rusia ke Benua Biru.
Akibatnya, negara-negara Eropa dan anggota NATO lainnya terpaksa harus bersiap menghadapi musim dingin yang lebih ekstrem dan menantang.
Dalam menanggapi situasi itu, Jerman memperkenalkan serangkaian kebijakan pembatasan penggunaan listrik dan penghangat selama musim dingin mendatang.
Kapal peletakan pipa "Castoro 10" selama operasi untuk menghubungkan dua bagian pipa dari pipa gas alam Laut Baltik Nord Stream 2 untuk membawa gas Rusia ke Jerman dan Turki. Foto: Reuters
Langkah-langkah itu termasuk menurunkan suhu penghangat ruangan di perkantoran dan gedung publik dari 20 menjadi 19 derajat Celsius.
Dan ketika Thunberg ditanya apakah akan lebih baik bagi iklim jika PLTN Jerman tetap beroperasi, ia menyetujuinya. “Tergantung. Jika kita sudah menjalankannya, saya merasa adalah suatu kesalahan untuk menutupnya agar bisa fokus pada batu bara,” kata dia.
ADVERTISEMENT
Jerman berencana untuk menutup PLTN terakhir yang tersisa pada akhir tahun ini. Di tengah krisis energi yang tidak berujung akibat konflik Rusia-Ukraina, ada kemungkinan Eropa akan mengarah pada sumber energi alternatif yang lebih berbahaya bagi lingkungan. Dan itu yang Thunberg berusaha untuk cegah.
Pipa di fasilitas pendaratan pipa gas 'Nord Stream 1' digambarkan di Lubmin, Jerman, 8 Maret 2022. Foto: Hannibal Hanschke/REUTERS
Jerman memulai proses penutupan industri tenaga nuklirnya setelah krisis reaktor Fukushima Jepang pada 2011. Mantan Kanselir Jerman Angela Merkel sebelumnya berjanji untuk menghentikan semua 17 reaktor di negara itu pada akhir tahun 2022. Sekarang, hanya tiga unit yang masih beroperasi.
Sementara bulan lalu, Berlin mengatakan pihaknya ingin menggunakan tenaga berbahan bakar batu bara untuk menghadapi musim dingin dan menjaga setidaknya dua reaktor PLTN yang tersisa di negara itu dalam situasi siaga.
ADVERTISEMENT
Reaktor itu hanya akan dihidupkan kembali jika tidak ada opsi lain yang tersedia untuk mencegah pemadaman.
Akibat sabotase pipa gas alam Nord Stream 1 dan 2 pada bulan lalu, banyak negara Uni Eropa termasuk Jerman sudah berkomitmen tak akan lagi melanjutkan pembelian gas alam langsung dari Rusia, bahkan jika terjadi krisis yang lebih parah.