Kartel Super Pengendali Peredaran Narkoba di Eropa Ditangkap di Dubai

29 November 2022 11:09 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kokain. Foto: photopixel/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kokain. Foto: photopixel/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Badan Uni Eropa untuk Kerja Sama Penegakan Hukum (Europol) membongkar sebuah 'kartel narkoba super' di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), pada Senin (28/11).
ADVERTISEMENT
Kartel ini mengendalikan sepertiga dari perdagangan kokain di seluruh Eropa. Dalam operasi internasional dengan nama 'Desert Light', polisi menyita lebih dari 30 ton kokain.
Europol menangkap 49 orang dari Belgia, Prancis, Belanda, hingga Spanyol. Enam gembong narkoba juga dibekuk di pusat kartel tersebut di Dubai.
"Para gembong, yang dianggap sebagai target bernilai tinggi oleh Europol, bersatu untuk membentuk apa yang dikenal sebagai 'kartel super' yang menguasai sekitar sepertiga perdagangan kokain di Eropa," jelas Europol, dikutip dari AFP, Selasa (29/11).
"Skala impor kokain ke Eropa di bawah kendali dan komando para tersangka sangat besar," lanjutnya.
Paket berisi kokain. Foto: Fredy Rodriguez/Reuters
Sebuah rekaman yang dirilis Europol menunjukkan penangkapan oleh para agen. Beberapa di antaranya berasal dari Badan Narkotika (DEA) Amerika Serikat (AS) dan Penjaga Sipil Spanyol. Mereka turut menyita mobil mewah dan simpanan uang tunai yang tersembunyi.
ADVERTISEMENT
Dubai menangkap dua tersangka 'penting' yang terkait dengan Prancis, serta dua lainnya yang terkait dengan Spanyol.
Penangkapan ini juga menjaring dua tersangka dari Belanda. Salah satunya adalah pria berusia 40 tahun dengan kewarganegaraan ganda Belanda-Bosnia yang disebut media Belanda sebagai Edin G.
Dia diduga membentuk aliansi dengan para pemimpin geng narkoba Irlandia dan Italia yang telah ditangkap pula oleh Europol.
Edin diincar DEA AS lantaran diyakini menjalin koneksi dengan tersangka bos kejahatan asal Belanda, Ridouan Taghi. Pria kelahiran Maroko tersebut ditangkap di Dubai pada 2019.
Kokain. Foto: Cris Bouroncle/AFP
Taghi sedang diadili atas tuduhan pembunuhan dan menjalankan kelompok besar penyelundupan kokain yang berpusat di Amsterdam.
Tersangka lainnya adalah pemegang kewarganegaraan ganda Belanda-Maroko berusia 37 tahun yang disebut media sebagai Zouhair B. Kejaksaan Belanda akan meminta ekstradisi keduanya.
ADVERTISEMENT
"Salah satu tersangka Belanda sangat penting," ungkap sumber dari Europol yang tidak menyebutkan namanya.
"Dia sama pentingnya dengan Taghi, kalau tidak lebih penting," tambahnya.
Juru bicara Europol, Jan Op Gen Oorth, menyebut kartel super tersebut sebagai contoh klasik operasi internasional dari kelompok kejahatan terorganisir yang paling berbahaya.
"[UEA] dulunya tempat yang aman bagi para penjahat, tetapi kali ini mereka sudah berakhir," kata dia.
"Kami memiliki kerja sama yang sangat baik dengan polisi Dubai sehingga para penjahat harus mencari tempat lain untuk bersembunyi," sambungnya.
Ilustrasi narkoba. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Seorang sumber dari pengadilan Prancis mengatakan, polisi juga membekuk dua orang Belgia-Maroko berusia 40-an.
Mereka diduga mengumpulkan kekayaan melimpah saat menjalankan jaringan narkoba Dubai yang memperdagangkan kokain ke Prancis.
ADVERTISEMENT
Sumber ini turut mengungkap metode kekerasan ekstrem dalam kartel Dubai. Dia mengatakan, pengadilan menemukan tindakan penyiksaan dan barbarisme yang dilakukan kelompok bersenjatanya.
Tiga orang yang ditangkap di Prancis pun telah ditempatkan dalam tahanan. Sebab, mereka terjerat tindak kejahatan penculikan dan penyiksaan. Kasus ini terkait seorang anggota gengnya di Antwerpen yang disiksa setelah mencuri sejumlah narkoba.
Penjaga Sipil Spanyol menambahkan, 13 orang telah ditangkap pula di Barcelona, Madrid, dan Malaga. Spanyol pernah berusaha menangkap kepala operasi penyelundupan tersebut.
Tetapi, tersangka berkebangsaan Inggris ini melarikan diri ke Dubai.
Jaringannya mengimpor kokain dari Panama. Pemasok mereka adalah seorang warga Panama yang juga tinggal di Dubai.
Ilustrasi prostitusi dan narkoba. Foto: Doidam 10/Shutterstock
Jaksa Belgia mengatakan, penyelidikan terhadap kartel ini mengarah pada penggerebekan di Antwerpen pada Agustus. Media lokal mengabarkan, operasi kala itu menyita EUR 900.000 (Rp 14 miliar).
ADVERTISEMENT
Otoritas telah menyita 240 ton kokain di seluruh Eropa sepanjang 2021. Penyitaan 30 ton kokain dalam satu operasi terbaru ini lantas diyakini akan mengantarkan dampak mendalam.
Selama operasi dari 8 sampai 19 Oktober, otoritas menangkap sepuluh orang di Belgia, enam di Prancis, dan 13 di Spanyol. Dalam operasi yang sama, 14 orang ditangkap di Belanda pada 2021.
Ini merupakan rangkaian penangkapan terbaru di Eropa setelah polisi meretas telepon terenkripsi canggih yang digunakan jaringan kejahatan terorganisir pada 2021. Sebagian besar kokain datang dari Amerika Serikat melalui pelabuhan di Rotterdam dan Antwerpen.