Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
'Kartini' Jember: Perjuangan Para Ojol Perempuan, Ada yang Bawa Anak di Motor
21 April 2025 16:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Di Jember, Jawa Timur, ada 15 ojek online (ojol) perempuan yang bersatu dan tergabung dalam grup Kartini Jember.
ADVERTISEMENT
Mereka saling menguatkan di tengah kebutuhan ekonomi, terlebih ada yang harus menjanda, merawat anak, menyokong keluarga.
"Saya janda satu orang anak, sehari-hari ya bekerja ngojek ini. Karena kondisi, anak saya sering ikut ngojek. Ya bagaimana lagi, di rumah tidak ada yang jaga, enggak bisa ditinggal," kata Fera Kurniawati (25 tahun) asal Kecamatan Sukorambi, saat ditemui wartawan, Senin (21/4).
Fera pun memastikan anaknya memakai jaket kalau ikut ngojek. "Kepikiran (khawatir) masuk angin," katanya.
Kesulitan Fera adalah saat hujan datang. "Pernah dapat orderan terus dibatalkan, padahal saya sudah jalan," katanya. Kalau hujan, anak terpaksa tidak ikut.
Kisah Zulfa: Suami Ojol Juga
Muizzatuz Zulfa (30), asal Kecamatan Ajung, punya cerita lain. Ia justru mendapatkan suami yang sama-sama berprofesi sebagai ojol.
ADVERTISEMENT
"Saya ojol sudah lama, sejak sebelum Covid. Suami saya juga sama. Saat itu kita sama-sama single. Ketemu karena sama-sama punya kelompok dan bertemu. Akhirnya menikah," ucap Zulfa.
Sebagai pasangan yang berprofesi sama, Zulfa berharap untuk mengumpulkan pundi-pundi uang untuk membuka peluang usaha lain, selain menjadi ojol.
"Istri enggak masalah, tapi kepikiran juga karena sudah berkeluarga. Juga khawatir banyak hal di jalan. Kan cari makan di jalan berat," ujar suami Zulfa, Ahmad Humaidi (31), menambahkan.
"Niat istri membantu ekonomi, karena ya kehidupannya begitu, kami sama-sama berjuang," imbuh pria asal Situbondo yang dikaruniai anak satu, saat ini berusia 1,5 tahun, itu.
Tentang Kelompok Ojol 'Kartini Jember'
"Kelompok bernama Kartini Jember ini wadah saling mendukung dan memantau keselamatan saat bekerja, terutama di malam hari. Bagi kami, ojol perempuan, kan rawan," kata Ketua Kartini Jember, Lesly Novitasari (42 tahun), saat ditemui, Senin (21/4).
ADVERTISEMENT
Lesly yang berasal dari Kecamatan Sumbersari ini menuturkan bahwa anggota kelompoknya ada yang janda, dan terpaksa melakukan pekerjaan ojol dengan membawa anak.
"Harus berjuang hidup sendiri," kata Lesly.
Pelecehan Seksual
Lesly bercerita, pernah ojol perempuan mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh penumpang laki-laki.
"Dia boncengnya mepet. Kita beri arahan untuk menjauh tapi malah menjawab 'Wong di kota lainnya, ini enggak apa-apa'," kata Lesly.
Dari kejadian tersebut, sesama anggota Kartini Jember selalu membagikan informasi lokasi sehingga bila ada pelecehan seksual bisa cepat melapor.
Lesly ingin di Hari Kartini 21 April 2025 ini perempuan lebih mendapat prioritas perlindungan.