Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Seorang karyawan dari China Daratan jadi korban persekusi massa pro-demokrasi di Hong Kong. Pemukulan terhadap pria tersebut terekam kamera dan menuai kecaman dari warganet.
ADVERTISEMENT
Seperti dikutip AFP, dalam video yang beredar terlihat karyawan berkemeja putih itu dipukul berulang kali oleh seorang pengunjuk rasa bertopeng hitam. Insiden itu terjadi di sela-sela rapat umum di distrik komersial Hong Kong, Jumat (4/10).
Bloomberg melaporkan pria tersebut bekerja di JP Morgan, bank Amerika Serikat cabang Hong Kong. Tidak diketahui bagaimana awal mula dari perselisihan.
Video dimulai dengan cuplikan pekerja tersebut yang berceloteh menggunakan bahasa Mandarin. Video lalu menunjukkan pria tersebut dikelilingi oleh fotografer dari media serta dikerumuni pengunjuk rasa yang berteriak ‘kembali ke Daratan’.
Pekerja itu lalu mencoba berjalan ke arah pintu gedung kantornya setelah sempat berbalik dan berteriak ke arah pengunjuk rasa.
“Kita semua orang China,” ujar pria tersebut.
ADVERTISEMENT
Tak lama kemudian, seorang pengunjuk rasa bertopeng hitam melayangkan pukulannya ke arah pekerja itu. Dia berhasil meninjunya beberapa kali hingga melepas kaca matanya.
Video persekusi yang viral di China ini memicu kemarahan warganya. Ratusan komentar penuh amarah ditujukan kepada pengunjuk rasa Hong kong.
“Hanya karena dia berbicara bahasa Mandarin dan berkata ‘kita semua adalah orang China’ mengapa dia harus dipukul dan kacamatanya dilepas?” tulis salah satu komentator bernama Aubrey.
China Daratan adalah sebutan warga Hong Kong untuk warga China di bawah pemerintahan Partai Komunis. Sebelumnya Hong Kong berada di bawah kolonial Inggris dan baru kembali ke China pada 1997. Walau di bawah Beijing, Hong Kong masih memegang demokrasi yang berbeda dengan China.
Selama 4 bulan terakhir, Hong Kong diwarnai gelombang protes pro-demokrasi besar-besaran. Massa menganggap pemerintah Hong Kong mulai mengikis kebebasan akibat terlalu tunduk pada pemerintah Beijing.
ADVERTISEMENT
Pada awalnya, protes berlangsung damai dan jarang terjadi perkelahian. Namun, seiring dengan gerakan yang semakin besar gesekan antara pengunjuk rasa, aparat keamanan, hingga masyarakat sipil pun tidak bisa dihindari.
Juli lalu, gerombolan pendukung Bejing melakukan penyerangan terhadap pengunjuk rasa di Yuen Long. Akibatnya, 40 orang terluka.
Pendukung pro-demokrasi pun juga melakukan penyerangan yang sama. Agustus lalu, mereka menyerang dua orang di bandara karena diduga sebagai mata-mata Beijing.