news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Kasatgas COVID-19: Varian AY.4.2 Sudah di Malaysia, Harus Diantisipasi

21 November 2021 0:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto (kedua kanan) dalam Rapat Koordinasi Penanganan Banjir di Provinsi Kalimantan Tengah yang digelar di Kantor Gubernur Kalteng, Palangka Raya, Sabtu (20/11/2021). Foto: BNPB/HO ANTARA
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Mayjen TNI Suharyanto (kedua kanan) dalam Rapat Koordinasi Penanganan Banjir di Provinsi Kalimantan Tengah yang digelar di Kantor Gubernur Kalteng, Palangka Raya, Sabtu (20/11/2021). Foto: BNPB/HO ANTARA
ADVERTISEMENT
Kepala BNPB sekaligus Kepala Satgas COVID-19 Mayjen TNI Suharyanto meminta antisipasi semua pihak terhadap munculnya varian Delta AY.4.2 yang sudah berada di Malaysia dan Singapura.
ADVERTISEMENT
Imbauan ini ia sampaikan saat memimpin rapat koordinasi penanganan banjir di Kantor Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Palangka Raya. Tak hanya kepada Pemprov Kalteng namun juga seluruh pemda di Indonesia.
“Varian AY.4.2 sudah mulai masuk ke Malaysia. Ini yang harus kita antisipasi. Negara-negara di Eropa kasus COVID-19 sudah naik,” kata Suharyanto, Sabtu (20/11).
Seorang pekerja medis mengumpulkan sampel usap dari seorang wanita untuk diuji penyakit COVID-19 di Kuala Lumpur, Malaysia, (11/5). Foto: Lim Huey Teng/REUTERS
Ia juga meminta semua pihak mengantisipasi kenaikan kasus COVID-19 saat Natal dan Tahun Baru (Nataru). Menurut Suharyanto, momen perayaan ini biasanya dapat mendorong masyarakat beraktivitas di luar ruangan, sehingga dikhawatirkan dapat memicu kerumunan yang diikuti peningkatan kasus aktif COVID-19.
“Sejak pandemi COVID-19, yang namanya Natal dan Tahun Baru, kita belum berhasil melewatinya tanpa kenaikan kasus. Mudah-mudahan untuk tahun ini kita bisa berhasil. Kalau pun ada peningkatan tapi tidak terlalu drastis dan segera dapat diatasi,” ujar Suharyanto.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Satgas COVID-19, dalam kurun waktu 2020, selain perayaan Nataru, persentase kenaikan kasus COVID-19 di Tanah Air terjadi setelah adanya libur panjang, seperti libur Idul Fitri, libur Hari Kemerdekaan, libur Maulid Nabi.
Orang-orang beristirahat di ruang gawat darurat pasien corona di sebuah rumah sakit pemerintah di Jakarta, Selasa (30/6). Foto: Willy Kurniawan/REUTERS
​​​​​​Pada 2021, Indonesia bahkan dihantam gelombang ke dua setelah libur panjang Idul Fitri, diperparah dengan masuknya varian Delta.
Guna mengantisipasi adanya potensi kenaikan kasus dari dua faktor tersebut, mantan Pangdam V Brawijaya itu meminta seluruh pihak terus mematuhi protokol kesehatan dan segera vaksinasi. Sebab, dua hal ini menjadi upaya terbaik untuk mencegah penularan COVID-19.
Terlebih saat ini banyak terjadi banjir dan adanya pengungsian, sehingga kondisi kesehatan masyarakat harus tetap dijaga.
“Jadi protokol kesehatan ini terus dijaga. Jangan sampai nanti muncul klaster lagi, utamanya di pengungsian. Terkadang kita lupa saat kondisi bencana untuk terus disiplin protokol kesehatan.
ADVERTISEMENT
"Ibu-ibu di dapur umum, jika tidak bisa jaga jarak minimalnya jangan sampai lepas masker. Kalau tidak punya, akan dibagikan secara gratis,” ujar Suharyanto.
Warga berjalan dan jogging di sepanjang penghubung taman di Marina Bay East, Singapura. Foto: ROSLAN RAHMAN / AFP
Varian Delta AY.4.2 telah menyebabkan lonjakan kasus penularan di Inggris dan telah ditemukan di Malaysia dan Singapura. Semakin dekatnya dengan negara tetangga, menjadi pertanda keras agar pemerintah dan masyarakat Indonesia meningkatkan kewaspadaan.
Salah satu upaya yang bisa dilakukan pemerintah tentu adalah pengetatan perbatasan. Kasatgas COVID-19 IDI Prof Zubairi Djoerban mengatakan, varian ini diyakini lebih menular dari varian Delta. Menurutnya, yang terpenting saat ini adalah meningkatkan kewaspadaan.
"Membawa risiko rawat inap dan kematian. Eropa harus khawatir. Indonesia tak perlu panik. Waspada dan perketat pintu perbatasan," ujarnya dalam keterangannya, dikutip Jumat (12/11).
ADVERTISEMENT