Kasus Bapak Kos Si Pemakan Kucing di Semarang: Jadi Tersangka, Kejiwaan Dites

9 Agustus 2024 8:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampang Nur (63) warga Gunungpati, Kota Semarang yang ditangkap karena makan daging kucing tidak ditahan. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Tampang Nur (63) warga Gunungpati, Kota Semarang yang ditangkap karena makan daging kucing tidak ditahan. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan
ADVERTISEMENT
Nur (63), seorang pria pemilik indekos di Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah ditangkap polisi karena mengonsumsi daging kucing.
ADVERTISEMENT
Nur bilang, daging itu digunakan untuk mengobati penyakit diabetes yang ia derita. Ia punya banyak alasan, katanya tak punya duit untuk beli daging ayam atau sapi, maka ia menyantap kucing-kucing yang ada di sekitar rumahnya.
Lantas, seperti apa kasusnya, berikut kumparan rangkum:

Dibongkar Penghuni Indekos, Rebus Daging Kucing di Rice Cooker

N (24), salah satu mahasiswa yang kos di tempat Nur, menyaksikan tingkah aneh Nur pada Sabtu (3/8).
"Ada suara di depan kamar, ternyata bapak kos bawa alat pukul. Dia mengaku sendiri, pertama ngomong maaf mas tadi habis pukul kucing mau saya makan, maaf kalau itu ganggu nurani anda. Aku kaget langsung aku rekam," ujar N saat ditemui, Kamis (8/8).
Pada bulan Ramadan tahun lalu, penghuni kos lainnya melihat daging kucing yang sedang direbus di rice cooker.
ADVERTISEMENT
"Tahun kemarin, pas Ramadan, buka magicom (rice cooker) karena baunya beda. Pas dibuka teman saya, ada kucing lagi direbus. Itu teman saya yang lihat," lanjut dia.

Bapak Kos Pemakan Kucing di Semarang Jadi Tersangka, Tidak Ditahan

Nur akhirnya ditangkap polisi setelah kasus ini viral. Kasusnya ditangani oleh Unit Tindak Pidana Tertentu (Tipidter) Satreskrim Polrestabes Semarang. Nur disangkakan pasal 91B ayat 1 UU Peternakan dan Kesehatan Hewan dan/atau Pasal 302 KUHP.
"Ancaman hukuman penjara paling lama 2 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 200 juta," ujar Kanit Tipidter AKP Johan Widodo dalam jumpa pers, Kamis (8/8).
Nur tidak ditahan, hanya dikenakan wajib lapor oleh pihak kepolisian lantaran hukuman pidananya kurang dari 5 tahun penjara.
"Wajib lapor seminggu dua kali," kata Johan.
ADVERTISEMENT
Polisi saat menunjukan barang bukti kasus pria yang makan daging kucing di Semarang. Foto: Intan Alliva Khansa/kumparan

Pemakan Kucing di Semarang sudah 10 Tahun Konsumsi Kucing: Rasanya Enak

Pria ini mengaku sudah makan daging kucing selama 10 tahun. Ia mengaku, daging kucing punya cita rasa yang enak.
"Sudah lama (makannya), iya sekitar 10 tahun. Rasanya ya rasa daging, enak. Kucing di rumah kebanyakan, datang sendiri. Saya godok tok (rebus aja) pakai magicom (rice cooker), biasanya 3 hari habisnya (1 kucing), pakai nasi sedikit," katanya di Mapolrestabes Semarang.

Tak Punya Duit Beli Daging Sapi-Ayam

Nur mengaku makan daging kucing untuk mengobati diabetesnya. Ia juga tak punya uang untuk membeli daging sapi atau ayam. Sementara ide memakan daging kucing datang dari dirinya sendiri, katanya daging kucing itu rendah kalori.
"Idenya dari saya sendiri, saya diabetes sudah lama. Kucing itu kan daging kalori rendah jadi saya makan. Mau beli daging sapi atau ayam, enggak punya uang," kata Nur.
ADVERTISEMENT
"Saya juga butuh makan daging, ayam mau tapi mahal. Pokoknya daging, enggak harus kucing, tapi kan daging sapi mahal," imbuh Nur.
Nur mengaku sudah 10 tahun dia memakan daging kucing-kucing yang berkeliaran di sekitar rumahnya.
Ilustrasi kucing Siprus. Foto: muralird2008/Shutterstock

Ngaku Imam Mahdi dan Presiden Masa Depan, Polisi Bakal Tes Kejiwaan Pria Pemakan Kucing di Semarang

Polisi bakal mengecek kejiwaan Nur. Mereka sedang berkoordinasi dengan Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Pasalnya, Nur sempat mengucapkan bahwa ia adalah presiden masa depan dan ngaku Imam Mahdi.
"Kita arahnya ke situ (cek kejiwaan) juga, kita koordinasi dengan pihak RSJ yang ada di Semarang untuk diobservasi, apakah ada gangguan jiwa atau tidak pada pelaku ini," ujar Kanit Tidpiter Satreskrim Polrestabes Semarang, AKP Johan Widodo, Kamis (8/8).
Soal presiden masa depan, Nur sempat mengatakannya ke dokter yang mengobati diabetesnya.
ADVERTISEMENT
"Sebelum makan kucing berobat terus, saya tidak diberi obat dokter, saya ngaku besok yang jadi presiden itu saya gitu. Akhirnya dokter enggak ngasih saya obat," kata Nur.
Kepada mahasiswa penghuni kos miliknya, Nur sempat mengatakan, ia adalah Imam Mahdi.
"Kalau diajak ngomong nyambung tapi sering ngayal gitu. Pernah ngaku Imam Mahdi terus ngajakin saya ikut," kata mahasiswa itu.