Kasus Bullying di SMA 70: Handphone Korban Disita Pelaku, Minta Tebus Rp 50 Ribu

18 Desember 2024 17:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala Sekolah SMA 70 Jakarta Sunaryo saat diperiksa terkait dugaan bullying di SMA 70 Jakarta Selatan. Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kepala Sekolah SMA 70 Jakarta Sunaryo saat diperiksa terkait dugaan bullying di SMA 70 Jakarta Selatan. Foto: Rayyan Farhansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus bullying di SMAN 70 Jakarta kembali menjadi perhatian setelah terungkap bahwa handphone milik korban, siswa kelas X, sempat disita oleh pelaku.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, pelaku juga meminta korban menyerahkan uang sebesar Rp 50 ribu bila ingin mendapatkan ponselnya kembali.
“Jadi itu, kalau dia mau handphone-nya diambil, kalau mau kembali, saya harus diambil ngasih uang Rp 50 ribu. Dia (korban) enggak sanggup,” ujar Kepala Sekolah SMAN 70 Sunaryo saat ditemui setelah menjalani pemeriksaan di Mapolres Jakarta Selatan, Rabu (18/12).
Sunaryo mengatakan korban dan pelaku sebenarnya saling mengenal. Namun mereka berbeda tingkat.
Ilustrasi perundungan (dibully) atau bullying. Foto: Shutterstock
“Mereka sebenarnya berteman. Cuma kan yang satu kelas X, yang satu kelas XII. Nah, terus salah satu tadi ya dimintai uang itu, gitu. Jadi (korban) nggak punya duit,” jelas Sunaryo.

Kasus Bullying

Kasus dugaan bullying ini dilaporkan orang tua korban pada 4 Desember 2024 ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporan itu teregister dengan nomor laporan LP/B/3769/XII/2024/SPKT/Polres Metro Jaksel/Polda Metro Jaya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporan yang diterima polisi, dugaan penganiayaan terjadi pada Kamis (28/11).
Pada awalnya, korban yang merupakan siswa kelas X, dipanggil oleh teman seangkatannya untuk datang ke toilet di lantai dua sekolah. Setibanya di lokasi, tangan korban ditarik oleh seorang senior.
Keduanya lalu terlibat cekcok di dalam toilet, hingga terduga pelaku yang diduga tersulut emosi, memukul tubuh korban hingga membuatnya terjatuh.
Korban kemudian diminta berdiri kembali, tetapi kembali menjadi korban kekerasan oleh teman-teman terduga pelaku yang sudah berada di sekitar toilet.
Selain itu, sepatu dan telepon seluler (ponsel) juga diambil oleh para pelaku. Akibatnya, korban mengalami luka memar di beberapa bagian tubuhnya.
Pelaku yang dilaporkan adalah seorang kakak kelas korban berinisial F, yang saat ini duduk di kelas XII.
ADVERTISEMENT