Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kasus Casting Bodong Berujung Pornografi di Surabaya Terkuak, Korban Capai 200
22 Desember 2024 18:59 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Ditressiber Polda Jatim menangkap dua pelaku pornografi casting model iklan abal-abal di Surabaya, Jawa Timur. Mereka memasang kamera tersembunyi saat korban berganti baju dan disebarkan ke media sosial.
ADVERTISEMENT
Kasubdit II Ditressiber Polda Jatim, AKBP Charles Tampubolon, mengatakan bahwa dua tersangka itu berinisial S dan N. Mereka ditangkap di kediamannya di wilayah Gresik, pada Rabu (18/12).
"Iya, sudah (ditangkap). Yang diamankan saat itu ada dua (orang)," kata Charles kepada kumparan, Minggu (22/12).
Charles menjelaskan, modus dari para tersangka ini dengan memberikan tawaran casting iklan makanan dan produk lainnya kepada sejumlah model.
"Iya (pelaku memasang kamera tersembunyi saat melakukan casting). Menawari jadi model dan selanjutnya diiming-imingi akan menjadi super model atau mendapatkan pekerjaan lanjutan," terangnya.
Dari hasil pemeriksaan sejauh ini, tersangka telah menjalankan aksinya sejak tahun 2015 hingga 2023 dan sudah ada ratusan orang yang menjadi korbannya.
"Tahun 2015-2023. Kurang lebih 200-an (korbannya)," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Saat ini, polisi masih mendalami lebih lanjut terkait dengan penyebaran video casting abal-abal itu.
"Terkait perbuatannya masih terus didalami," ucapnya.
Atas perbuatannya, dua tersangka dikenakan Pasal 45 ayat (1) Jo Pasal 27 ayat (1) UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana terakhir diubah dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan/atau Pasal 35 Jo Pasal 9 dan/atau 29 Jo Pasal 4 UU Nomor 44 Tahun 2008 tentang Pornografi.
Sementara itu, salah satu korba menceritakan, awalnya ia dihubungi oleh salah satu pelaku yang menawarkan casting iklan produk makanan pada tahun 2017.
Selanjutnya, korban disuruh datang di sebuah apartemen di wilayah Surabaya Barat untuk menjalani casting iklan tersebut. Ia berangkat ditemani oleh tiga orang temannya.
ADVERTISEMENT
"Kemudian setibanya di unit kamar tersebut saya disuruh mengisi buku daftar hadir (dikemas profesional sekali oleh pelaku, seakan-akan benar-benar proses casting). Dan saat mengisi daftar hadir itu, saya melihat ada banyak list-list nama perempuan lainnya," ucapnya.
Korban sempat bertanya kepada pelaku para kandidat lainnya. Pelaku menjawab bahwa telah pulang semua.
Setelah itu, korban disuruh untuk ganti baju yang telah disiapkan oleh pelaku. Korban saat itu sempat melihat ada sebuah kamera yang diletakkan di meja.
"Saya langsung bergegas keluar kamar untuk pindah ke kamar mandi yang letaknya bersebelahan dengan kamar," terangnya.
Di kamar mandi tersebut, korban tidak mengecek kondisi apakah terdapat kamera tersembunyi atau tidak.
"Lalu setelah itu saya langsung menghubungi teman-teman saya yang berada di lobby apartemen itu untuk meminta mereka naik ke unit kamar dan menemani saya. Karena saat itu feeling saya tidak ada dan mulai merasa ada yang aneh," katanya.
ADVERTISEMENT
Korban lalu izin pulang kepada pelaku. Ia kembali berganti pakaian ditemani dengan satu orang temannya.
Sampai beberapa tahun kemudian, korbna tak kunjung dihubungi lagi oleh pelaku terkait kelanjutan dari casting iklan tersebut.
Hingga akhirnya korban mengetahui bahwa video saat ia mengikuti casting itu tersebar di sosial media.
"Perlu diketahui bahwa video-video itu sekarang dijual di grup Telegram dan menyebar di Twitter. Hal ini cukup meresahkan," ujarnya.
Korban mengungkapkan, awal ia mengenal pelaku ini saat tergabung dalam salah satu agensi model di Surabaya. Sehingga, ia awalnya tidak menaruh curiga terhadap pelaku saat mendapatkan tawaran casting.
"Jadi pelaku ini adalah seorang fotografer dan dulunya karyawan salah satu perusahaan," ungkapnya.
Dengan adanya kasus ini, korban berharap agar kasus ini segera terungkap.
ADVERTISEMENT
"Ini (kasus pornografi) sangat meresahkan kami (para korban)," ujarnya.