Kasus Cinta Segitiga Maut: Pesan "Done" hingga Nyamar Jadi Ojol Kirim Makanan

4 Maret 2024 16:29 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Didot Alfiansyah (24) pacar Indri. Foto: Polda Jawa Barat
zoom-in-whitePerbesar
Didot Alfiansyah (24) pacar Indri. Foto: Polda Jawa Barat
ADVERTISEMENT
Didot Alfiansyah (24) membunuh pacarnya, Indriana Dewi Eka (25). Pembunuhan itu diotaki oleh pacar pertama Didot yakni Devara Putri Prananda (25) dibantu oleh eksekutor bernama Muhammad Reza (22).
ADVERTISEMENT
Kasus pembunuhan ini dikenal dengan 'cinta segitiga maut' karena motif dilatarbelakangi cemburu.
Selasa, 20 Februari 2024, Didot mengajak Indriana jalan-jalan ke Sentul menggunakan mobil sewaan. Di sana Didot sudah janjian dengan Reza dan ketiganya mengobrol sambil makan-makan bersama.
Setelah itu ketiganya pulang. Didot menyetir, Indriana duduk di samping Didot dan Reza duduk di kursi penumpang belakang Indriana.
Dalam perjalanan pulang, di tempat sepi di kawasan Bukit Pelang, Desa Cijayanti (Babakan Madang), Didot menghentikan mobil dengan alasan hendak buang air kecil.
Ketika Didot keluar dari mobil dia memberikan kode kepada Reza untuk mengeksekusi Indriana.
Reza langsung menjerat leher Indri dari belakang menggunakan ikat pinggang.
Muhammad Reza (22 ) eksekutor pembunuhan Indri. Foto: Polda Jawa Barat
Usai menghabisi nyawa Indirani, Didot mengirimkan pesan ke Devara. Sebab, Devara yang meminta Didot untuk menghabisi nyawa Indriana. Hal tersebut sebagai syarat Devara mau balikan ke Didot.
ADVERTISEMENT
"Didot mengirim WA kepada Devara dengan tulisan 'Done' (selesai)," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Jules Abraham Abast dalam keterangannya, Senin (3/4).
Menyamar jadi ojol
Setelah itu Didot menyuruh Devara untuk ke rumah korban dengan menyamar sebagai sopir pengiriman makanan online.
"Devara ke rumah ibu korban dengan mengantar makanan berpura-pura sebagai shopee food untuk memastikan ibu korban tidak panik," katanya.
Devara Putri Prananda (25) pacar pertama Didot. Foto: Polda Jawa Barat
Setelah itu Devara balik ke kosan dan menunggu dijemput Didot dan Reza. Mereka berencana untuk menghilangkan jejak dengan membuang mayat Indriana.
Dari Jakarta, mereka berangkat melalui Tol Cipali-Cirebon. Tubuh Indri dipakaikan masker supaya seolah-olah sebagai penumpang tidur.
Kamis, 22 Februari 2024
Mobil mogok. "Baru sampai Kota Kuningan (Jawa Barat), mobil mogok, rusak, dinaikkan ke towing dan diturunkan di penginapan Cisaga Indah," kata Surawan.
ADVERTISEMENT
Penginapan tersebut ada di Kabupaten Ciamis (Jabar).
Jumat, 23 Februari 2024
Mobil ditowing lagi dari Ciamis ke Kota Banjar (Jabar).
"Sampai di Banjar, di bengkel, karena sparepart-nya menunggu karena mereka takut tengah malem nginep di bengkel, maka dibawa jenazahnya ke jurang itu," ujar Surawan.
Jurang tersebut berada di dekat Tugu Patung Gajah.
Minggu, 25 Februari 2024
Jenazah Indri ditemukan dalam kondisi terbungkus selimut dan tangan terikat. Kondisi jenazah sudah membusuk. "Rambutnya sudah mengelupas dan kulit sudah mulai rusak," kata Surawan.
Senin, 4 Maret 2024
Polisi merilis kasus ini. Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka dan dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan terancam hukuman maksimal mati.