Kasus Corona di Jabar Meningkat Usai PSBB Dicabut, Ridwan Kamil Tetapkan PSBM

3 Juli 2020 16:12 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gubernur Jawa Barat Rdwan Kamil setelah rapat bersama Wapres Ma'ruf dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, Selasa (7/4). Foto: Dok. Pemprov Jabar
zoom-in-whitePerbesar
Gubernur Jawa Barat Rdwan Kamil setelah rapat bersama Wapres Ma'ruf dan Kepala Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Doni Monardo, Selasa (7/4). Foto: Dok. Pemprov Jabar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Gubernur Jabar Ridwan Kamil atau akrab disapa Emil mengaku sudah memprediksi bakal terjadi peningkatan kasus corona di Jabar usai PSBB dicabut pada 26 Juni. Sayangnya, Ridwan Kamil tak menyebut angka peningkatan kasus corona itu.
ADVERTISEMENT
Namun menurut dia, dengan adanya peningkatan kasus itu, dia berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan kota di Jawa Barat agar melakukan pengetatan di skala mikro atau hingga level desa dan kelurahan.
"Peningkatan ini memang kita sudah prediksi ya, sehingga tadi dengan koordinasi yang baik dengan kota dan kabupaten mengingatkan agar kebijakan pengetatan itu dilakukan di level mikro atau PSBM (Pembatasan Sosial Berskala Mikro)" kata dia melalui keterangannya dalam video conference, Jumat (3/7).
Dengan demikian, sambung Emil, dalam dua pekan ke depan pihaknya akan melakukan pembatasan secara mikro dan tidak mengendurkan pengawasan di Jabar. Sebagaimana diketahui, angka reproduksi kasus di Jabar per tanggal 1 Juli berada di angka 1,1.
"Jadi yang sekarang dua minggu ke depan adalah kita melakukan tindakan pembatasan sosial berskala mikro di wilayah yang sudah kita deteksi zona merah atau hitam, jadi tidak ada pengenduran, semuanya tetap ketat," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Emil mengungkapkan, dia tak kembali memilih PSBB berskala besar perlakuan yang diberikan kepada 27 kota dan kabupaten di Jabar harus berbeda. Dirasa tak fair, bila Kota Sukabumi yang sudah ada di zona hijau harus melanjutkan pembatasan berskala besar.
"Hanya tidak berbasis berskala besar lagi karena tidak fair memperlakukan ke seluruh wilayah sementara ada yang sudah betul-betul aman terkendali seperti Sukabumi sudah hijau maka diserahkan teknisnya tapi ada Depok yang paling berat hari ini, itu perlakuannya mungkin sama seperti PSBB provinsi proporsional," ucap dia.
"Jabar itu tidak menghentikan PSBB, Bodebek kan dilanjutkan, jadi kalau saya jawa barat kan keseluruhan ada ayang bodebek dan ada yang non-bodebek. Jadi kalau ada yang tanya apakah PSBB dilanjutkan? Dilanjutkan tapi di daerah yang memang tinggi yakni Bodebek, yang lain berbasis PSBM, berskala mikro," ujar dia.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)