Kasus COVID-19 di Jateng Masih Meningkat saat PPKM, Lagi-lagi karena Data

24 Februari 2021 17:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dewi Nur Aisyah, Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19. Foto: BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Dewi Nur Aisyah, Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19. Foto: BNPB
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jawa Tengah menjadi satu-satunya provinsi di pulau Jawa yang masih mencatatkan kenaikan kasus COVID-19 yang terbilang tinggi di masa PPKM. Namun, menurut Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas COVID-19 Dewi Nur Aisyah hal itu tak serta-merta hanya disebabkan penularan yang masih tinggi.
ADVERTISEMENT
Kenaikan kasus di Jateng, menurut Dewi juga dipicu karena masih adanya proses sinkronisasi data yang dilakukan pihak Satgas pusat dan daerah. Masih adanya integrasi data yang berlangsung, kata Dewi, menyebabkan adanya keterlambatan yang berpengaruh pula pada data harian wilayah tersebut.
"Jawa Tengah di sini kalau saya boleh bilang masih ada datanya yang masih harus disinkronkan kembali karena memang saat ini sedang proses integrasi antara data di daerah dengan yang ada di pusat," ujar Dewi dalam diskusi virtual BNPB, Rabu (24/2).
Untuk sementara, menurut Dewi sumber data untuk wilayah Jawa Tengah berasal dari pusdatin Kementerian Kesehatan. Hal itu menyebabkan terjadinya perbedaan antara data yang kini digunakan Kemenkes dengan data realtime yang dipegang oleh daerah Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
"Jadi angka yang muncul di sini bisa jadi bukan angka yang sebenarnya ada di daerah tapi ini datanya sedang berproses untuk disinkronisasi," ucap Dewi.
Sehingga Dewi menyebut selain karena memang masih tinggi kasus laju penularan di daerah, perbaikan integrasi data dengan sistem yang digunakan turut ambil andil berbedanya angka penanganan di pusat dan daerah.
"Faktor (lain) yang mempengaruhi di luar saat ini juga sedang di improve sistem pencatatannya jadi jumlah orang yang dilaporkan positif mungkin bisa jadi belum sama dengan seluruh orang yang diperiksa," kata Dewi.
"Masih ada jumlah orang yang diperiksa yang harus dilaporkan dan belum masuk ke dalam sistem, ini salah satu hal yang lain. Tapi di luar itu kita bisa melihat indikator lain untuk melihat bener nggak ini turun contohnya yaitu persentase keterpakaian tempat tidur yang ada di rumah sakit," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Persoalan sinkronisasi data ini bukan kali pertama terulang. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo juga sudah beberapa kali menjelaskan bahwa ada ketidakcocokkan data daerah dengan pusat.
Berikut data COVID-19 Jawa Tengah selama PPKM:
Kasus aktif: Meningkat sejak PPKM tahap I (sekarang 32,57%)
Kesembuhan: Sedikit menurun sejak PPKM tahap III (sekarang 63,25%)
Kematian: Meningkat (sekarang 4,18%)