Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Kasus Kecelakaan Janggal di Jaktim Belum Damai, Keluarga Ingin Tahu Masalahnya
28 Mei 2024 11:20 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kematian pemuda berusia 22 tahun, Yosafat Christo Barend Kroma, menyisakan kejanggalan bagi keluarga yang ditinggalkan. Keluarga menuding ada keterlibatan dari teman korban berinisial I dalam kasus itu.
ADVERTISEMENT
Keluarga dari pihak I pun disebut sudah menawari keluarga Yosafat semacam 'uang damai'.
Menanggapi hal tersebut, Kanit Gakkum Satlantas Polres Metro Jakarta Timur, Iptu Darwis, menyatakan kedua belah pihak belum sepakat untuk berdamai.
"Belum, belum sepakat," kata dia ketika dikonfirmasi pada Selasa (28/5).
Menurut Darwis, keluarga Yosafat ingin mengetahui sumber masalah yang menyebabkan Yosafat meninggal dunia. Polisi pun akan menyampaikan progress penyelidikan yang telah dilakukan dalam gelar perkara. Usai gelar perkara, tak menutup kemungkinan akan ada komunikasi lanjutan antara keluarga Yosafat dan keluarga I untuk berdamai.
"Kan masing-masing pihak ingin tahu sebenarnya, permasalahannya kayak apa sih. Nah, polisi kan akan menjelaskan dalam forum itu (gelar perkara). Jadi setelah itu nanti kan tidak menutup kemungkinan tetap aja akan dijalin komunikasi," ucap dia.
ADVERTISEMENT
Gelar Perkara 30 Mei
Polisi bakal segera melakukan gelar perkara atas kasus itu pada Kamis (30/5). Peristiwa itu kembali mencuat usai keluarga korban melalui akun X @Jourahs, mengungkapkan ada kejanggalan yang terjadi di kasus kematian Yosafat.
Laporan awal yang diterima keluarga, saat kejadian ada 3 mobil angkutan kota (angkot) ugal-ugalan. Salah satu angkot itu menyerempet motor Honda CRF yang dikemudikan korban hingga hilang kendali dan menabrak pohon.
Yosafat lalu terpental jatuh ke aspal. Dari belakang datang sebuah motor Honda Vario yang melindas korban. Ini yang disebut menjadi penyebab kematiannya. Belakangan, keluarga juga baru mengetahui korban tak sendiri saat kejadian. Korban berjalan beriringan bersama temannya inisial I yang mengemudikan mobil Honda CRV.
ADVERTISEMENT
"Mulailah si I ditanya-tanya sama tanteku (ibunda Yosafat). Dia menjelaskan seperti kronologi di atas. Dan menurut pengakuan dia, Yos meninggal di pangkuan si I," cuit @Jourahs dalam akun X-nya, dikutip Kamis (23/5).
Motor korban dan mobil HRV milik I disita polisi sesaat setelah kejadian sebagai barang bukti. Kecurigaan mulai muncul ketika keluarga I datang ke rumah duka menggunakan mobil HRV tersebut. Padahal, motor Yosafat masih disita polisi. Saat itu, I juga tak ikut datang ke rumah duka dengan alasan mengalami shock berat.
"Si I, yang seharusnya menjadi saksi kunci untuk kematian sepupuku, datang di ibadah penutupan peti dan pada proses penguburan, dia dan kakaknya bisa bercanda-canda, ketawa-ketawa gak ada dosa. Padahal sebelumnya bilang dia shock berat," ujar @Jourahs.
ADVERTISEMENT
Kecurigaan itu semakin diperkuat setelah teman korban lainnya mengungkapkan dugaan bahwa Yosafat tidak tewas akibat kecelakaan tunggal.
"Bukan angkot yang ugal-ugalan yang nyerempet adik aku. Tapi kemungkinan temennya sendiri. Saksi mata di lokasi kejadian bilang gak ada angkot. Yang ada mobil HRV, Xpander, sama mobil kecil lain," beber dia.
Belakangan diketahui juga, mobil HRV milik I juga ada bekas tabrakan di bagian depannya.
"Mau tau yang bikin sakit hatinya lagi apa? Sepupu gue ga meninggal di pangkuan si I. Adek gue kegeletak di jalan. Yang nolong malah warga sekitar situ pake ambulans masjid. Si I ke mana? Gatau.. Intinya dia bohong di kronologi awal," ungkapnya.
Saat ini, I sudah mengakui telah menabrak Yosafat. Keluarga pun setuju untuk dilakukan ekshumasi untuk autopsi ulang korban.
ADVERTISEMENT
"Sampai saat ini, I masih dianggap sebagai saksi. Kami pun belum mendapatkan cerita kronologi yang seutuhnya dari pihak kepolisian. Semua info yang kami dapatkan hanya mengarah ke I sebagai pelakunya," kata @Jourahs.