Kasus Kecelakaan Janggal di Jaktim: Keluarga Ungkap Ditawari 'Uang Damai'

24 Mei 2024 14:32 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi kecelakaan janggal di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur. Foto: Jonathan Devin/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi kecelakaan janggal di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur. Foto: Jonathan Devin/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yosafat Christo Barend Kroma (22 tahun) tewas di Jalan Basuki Rahmat, Jakarta Timur, pada 22 Februari lalu. Informasi awal yang diterima keluarga, Yosafat meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
ADVERTISEMENT
Namun keluarga merasa janggal atas peristiwa kecelakaan tersebut. Belakangan, keluarga menuding teman korban berinisial I yang sengaja menabrak Yosafat. I bahkan disebut telah mengakui hal itu kepada polisi.
Ayah Yosafat, Jefta Maka Kroma, mengungkapkan setelah pengakuan itu, keluarga I sempat mengajak bertemu untuk membahas kesepakatan berdamai.
"Mamanya I WA istri saya. Dia WA, jadi WA-nya itu ke istri saya dia minta kekeluargaan. Ini kata-katanya seperti ini yang saya ingat 'ibu boleh nggak kita ketemu di rumah atau di mana, kita mau ngomong mengenai progres anak ibu Yosafat'," kata Jefta saat dihubungi, Kamis (24/5).
Namun, dari hasil pertimbangan keluarga bersama kuasa hukum, diputuskan untuk menunda lebih dulu pertemuan tersebut. Keluarga I tetap membujuk untuk bertemu.
ADVERTISEMENT
"Terus istri saya tetap berprinsip enggak, enggak mau ketemu," ujarnya.
Rupanya, keluarga I masih tetap berusaha. Mereka mengajukan restorative justice kepada polisi. Jefta bersama istri kemudian dipertemukan dengan I dan keluarganya.
"Mamanya I juga minta RJ. Katanya dia pengin memberikan ke istri saya sama keluarga uang kerohiman. Sambil I mau minta maaf sama istri," jelas Jefta.
Dalam pertemuan itu, I lantas menyampaikan permohonan maafnya. Namun, di depan Jefta dan istrinya, I tetap tidak mengaku. Dan uang 'damai' itu pun ditolak keluarga Yosafat.
"I itu minta maaf ke istri saya, dia ngomong begini 'tante saya minta maaf ya, saya jujur saya engga nabrak Yos, yang nabrak itu mikrolet, angkot'. Tetap dia ngomong gitu," ungkap dia.
ADVERTISEMENT
"Terus istri saya tanya, 'terus anak saya meninggal di pangkuan kamu kan?', dia enggak mau ngaku. Dia bilang 'enggak saya enggk ngomong begitu tante'. Sedangkan dia ngomong ke istri saya begitu waktu awal kejadian. Jadi beda-beda ngomong," tutur Jefta.
Ilustrasi kecelakaan motor. Foto: mitifoto/Shutterstock

Awal Mula Kejadian

Keluarga korban melalui akun X @Jourahs, mengungkapkan laporan awal peristiwa yang menewaskan Yosafat.
Saat kejadian ada 3 mobil angkutan kota (angkot) ugal-ugalan. Salah satu angkot itu menyerempet motor Honda CRF yang dikemudikan korban hingga hilang kendali dan menabrak pohon.
Yosafat lalu terpental jatuh ke aspal. Dari belakang datang sebuah motor Honda Vario yang melindas korban. Ini yang disebut menjadi penyebab kematiannya.
Belakangan, keluarga juga baru mengetahui korban tak sendiri saat kejadian. Korban berjalan beriringan bersama temannya berinisial I yang mengemudikan mobil Honda CRV.
ADVERTISEMENT
"Mulailah si I ditanya-tanya sama tanteku (ibunda Yosafat). Dia menjelaskan seperti kronologi di atas. Dan menurut pengakuan dia, Yos meninggal di pangkuan si I," cuit @Jourahs dalam akun X-nya, dikutip Kamis (23/5).
Motor korban dan mobil HRV milik I disita polisi sesaat setelah kejadian sebagai barang bukti.
Kecurigaan mulai muncul ketika keluarga I datang ke rumah duka menggunakan mobil HRV tersebut. Padahal, motor Yosafat masih disita polisi. Saat itu, I juga tak ikut datang ke rumah duka dengan alasan mengalami shock berat.
"Si I, yang seharusnya menjadi saksi kunci untuk kematian sepupuku, datang di ibadah penutupan peti dan pada proses penguburan, dia dan kakaknya bisa bercanda-canda, ketawa-ketawa gak ada dosa. Padahal sebelumnya bilang dia shock berat," ujar @Jourahs.
ADVERTISEMENT
Kecurigaan itu semakin diperkuat setelah teman korban lainnya mengungkapkan dugaan bahwa Yosafat tidak tewas akibat kecelakaan tunggal.
"Bukan angkot yang ugal-ugalan yang nyerempet adik aku. Tapi kemungkinan temennya sendiri. Saksi mata di lokasi kejadian bilang gak ada angkot. Yang ada mobil HRV, Xpander, sama mobil kecil lain," beber dia.
Belakangan diketahui juga, mobil HRV milik I juga ada bekas tabrakan di bagian depannya.