Kasus Rabies di Bali Meluas, Kera hingga Sapi Terjangkit

18 Juli 2023 16:35 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dokter hewan menyuntikkan vaksin rabies kepada seekor hewan peliharaan di UPTD Klinik Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/62023). Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
zoom-in-whitePerbesar
Dokter hewan menyuntikkan vaksin rabies kepada seekor hewan peliharaan di UPTD Klinik Hewan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (20/62023). Foto: Raisan Al Farisi/Antara Foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kasus rabies di Bali meluas. Kera dan sapi peliharaan masyarakat dinyatakan positif terjangkit rabies setelah digigit anjing gila.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Bali I Wayan Sunada mengatakan, satu ekor sapi di Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana digigit anjing positif rabies pada Kamis (13/7).
"Baru satu sapi, tapi sedang kita cek ke lapangan dan pengecekan lab dan hasilnya belum keluar," kata Sunada saat ditemui di kantornya pada Selasa (18/7).
Satu ekor kera milik warga di Banjar Margasari, Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan, juga dinyatakan positif rabies pada akhir Juni 2023.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Distan) Bali I Wayan Sunada. Foto: Denita BR Matondang/kumparan

Kasus Bermula: Anjing vs Kera

Kasus ini bermula pada saat anjing dan kera milik warga tersebut berkelahi di halaman rumah. Anjing yang positif rabies itu menggigit kera lalu pemiliknya saat melerai perkelahian.
"Untuk pemiliknya aman 100 persen tidak masalah. Kalau kera itu peliharaan sudah dieliminasi," kata Sunada.
ADVERTISEMENT
Sunada menuturkan, hewan ternak sapi dan babi memang berpotensi tertular rabies jika berinteraksi dengan Hewan Penular Rabies (HPR). Gejala yang muncul juga sama terhadap penularan kepada manusia, yakni masa inkubasi sekitar dua minggu.
Hewan kemudian takut terkena sinar mata, takut air dan keramaian, menyendiri dan bersembunyi. Hewan ternak yang positif rabies sebaiknya dikubur dan tidak dikonsumsi, mencegah penularan penyakit terhadap manusia.
"Sapi yang terinfeksi rabies di Jembrana, kan, ngamuk-ngamuk, itu artinya sudah kena penyakit anjing gila. Baik itu sapi, babi, manusia, dan binatang lain digigit pasti akan terinfeksi rabies," katanya.
Dokter hewan mengecek kondisi anjing yang menjalani operasi steril di kawasan objek wisata Pulau Kemaro Palembang, Sumsel, Rabu (28/9/2022). Foto: Feny Selly/Antara Foto
Sunada mengatakan, total kasus positif rabies saat ini sudah mencapai angka 19 ribuan sepanjang tahun 2023. Sementara itu, jumlah HPR yang telah divaksin telah mencapai 59 persen atau 353.834 ekor dari jumlah populasi 599.719 ekor.
ADVERTISEMENT
Dari jumlah tersebut, ada ribuan kera dan kucing yang sudah divaksin mencegah penularan rabies.

Kera Liar di Objek Wisata

Sayangnya, Distan Bali kesulitan memvaksin sejumlah kera liar di objek wisata. Sehingga, Distan mengimbau para petugas di objek wisata mencegah anjing liar mendekati area wisata.
"Harapan saya kepada masyarakat kalau ada keluarganya tergigit anjing, kera, anjing agar dapat divaksin. Kalau kera yang sudah divaksin itu kera milik warga, kalau di objek wisata kita batasi anjing berinteraksi dengan kera, kalau ada anjing berkeliaran langsung dibawa keluar atau dieliminasi," kata Sunada.