Kasus Santri Banyuwangi Tewas: Keluarga Singgung Hilangnya Adegan Sundut Rokok

1 Maret 2024 17:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suyanti, menunjukan foto Bintang Balqis Maulana semasa kecil. Foto: Mili.id
zoom-in-whitePerbesar
Suyanti, menunjukan foto Bintang Balqis Maulana semasa kecil. Foto: Mili.id
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Keluarga Bintang Balqis Maulana (14), santri asal Afdeling Kampunganyar, Dusun Kendenglembu, Desa Karangharjo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, mengaku tak puas dengan rekonstruksi yang digelar polisi kemarin, Kamis (29/2).
ADVERTISEMENT
Rekonstruksi penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya Bintang itu diperankan oleh empat tersangka senior korban termasuk sepupunya secara tertutup di Aula Wicaksana Laghawa Mapolres Kediri Kota.
"Tidak puas, karena saya harus menyaksikan sendiri di TKP (tempat kejadian perkara)," kata Ibu korban, Suyanti (38) saat dikonfirmasi, Jumat (1/3).
Suyanti menyampaikan, dirinya menginginkan rekonstruksi digelar ulang di tempat kejadian sebenarnya, yaitu di Pondok Pesantren Tartilul Quran (PPTQ) Al Hanifiyyah, Kediri.
"Kalau saya (rekonstruksi) harus diadakan di tempat kejadian perkara. Dan jangan ada yang ditutup-tutupi," ucapnya.
Pihak keluarga korban berencana ke Kediri, Jawa Timur, untuk meminta rekonstruksi ulang.
"Kedatangan saya ke Kediri hari Senin (4/3) harus ada rekonstruksi ulang di TKP dengan sebenar-benarnya," katanya.
Selain itu, Suyanti tidak percaya terkait keterangan para tersangka menganiaya anaknya menggunakan tangan kosong.
Kondisi jenazah Bintang Balqis Maulana yang penuh luka lebam. Foto: Mili.id
Alasannya karena terdapat luka sundutan rokok selain luka lebam di anggota tubuhnya saat ia menyaksikan jasad anaknya itu.
ADVERTISEMENT
"(Pelaku pakai tangan kosong) sangat-sangat bohong sekali. Soalnya yang saya tahu, saya lihat di kaki anak saya ada sundutan rokok," tuturnya.
Pihak keluarga menginginkan kasus kematian Bintang ini bisa menemukan titik terang. Suryanti juga berharap para tersangka dihukum yang seberat-beratnya.
"Mudah-mudahan ada titik terang, saya tidak mau menambahi dan mengurangi, karena dengan kepergian anak saya itu sudah membuat saya sakit sekali. Saya ingin dihukum berat semua pihak tersangka dan yang menutup-nutupi kejadian ini," ujarnya.