Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
Kasus Siswi Dibully, Depresi Berat, Tewas: Pihak SMK Tegaskan Telah Ada Mediasi
11 Juni 2024 16:18 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kepala Sekolah SMK Kesehatan Rajawali, Rizki Zaskia Hilmi, mengungkapkan bahwa pihaknya menerima aduan dari Siti Aminah (42), orang tua siswa N, pada 12 Mei 2024. Aminah melaporkan bahwa kondisi kesehatan putri sulungnya menurun akibat dirundung di sekolah.
ADVERTISEMENT
“Minggu 12 Mei, orang tua siswa N melapor kepada wali kelas bahwa siswa N sakit akibat di-bully oleh siswa A,” ucap Rizki saat ditemui di SMK Kesehatan Rajawali, Selasa (11/6).
Menanggapi laporan tersebut, Rizki menyatakan bahwa pihak sekolah telah melakukan berbagai upaya untuk menggali informasi dan mediasi keluarga.
Mediasi Pertama
Mediasi pertama dilakukan pada Rabu, 15 Mei 2024, setelah acara seremonial kelulusan siswa kelas 12.
“Pada hari itu, kami melakukan mediasi dengan mempertemukan kedua orang tua (siswa A dan siswa N) di ruang rapat ini,” kata Rizki. “Namun, karena kedua orang tua masih dalam kondisi emosi, mediasi tidak bisa dilanjutkan. Kami menyampaikan akan menindaklanjuti laporan ini.”
Rizki melanjutkan bahwa pada hari berikutnya, pihak sekolah mewawancarai sejumlah guru, wali kelas, dan siswa terkait interaksi antara siswa A dan siswa N selama pagelaran seni pada 8 Mei 2024 dan kegiatan PKL.
ADVERTISEMENT
“Dari langkah tersebut, kami menyimpulkan bahwa tidak ada indikasi kekerasan fisik antara siswa A dan siswa N,” jelas Rizki.
Pada Jumat, 17 Mei 2024, pihak sekolah berencana mengunjungi rumah siswa N untuk bersilaturahmi dan melihat kondisinya. Namun, siswa N tidak berada di rumah karena telah dibawa ke klinik untuk perawatan sejak 13 Mei 2024 dan dirawat hingga 20 Mei 2024.
“Selasa, 21 Mei, kami mengunjungi rumah siswa A untuk bersilaturahmi dan menggali informasi,” kata Rizki. Orang tua siswa A menjelaskan bahwa kedua keluarga berteman baik, dan kedua siswa sering bermain bersama karena jarak rumah mereka berdekatan.
Menurut Rizki, siswa A menganggap ucapan kasar yang dilontarkan kepada siswa N hanya sebagai candaan dan bukan kekerasan verbal.
ADVERTISEMENT
Pada Rabu, 22 Mei 2024, pihak sekolah kembali mengunjungi rumah siswa N. Dalam kunjungan ini, siswa N menyatakan tidak ingin memperpanjang perkara.
“Kami berkunjung kembali ke rumah siswa N dan dalam pertemuan ini siswa N menyatakan bahwa konflik ini tidak ingin diperpanjang,” ujar Rizki.
Pada Senin, 27 Mei 2024, pihak sekolah mengupayakan mediasi antara keluarga siswa A dan siswa N di sekolah.
“Kami mengupayakan mediasi dengan mempertemukan kedua orang tua di sekolah. Alhamdulillah, mereka berdamai secara lisan,” kata Rizki. Mediasi dilanjutkan dengan silaturahmi antara keluarga siswa A dan siswa N, dan berlangsung dengan baik.
“Kedua orang tua dan siswa saling berpelukan, saling meminta maaf, dan bercerita tentang kondisi yang dialami siswa N,” ungkapnya.
ADVERTISEMENT
Pada Kamis, 30 Mei, pihak sekolah menerima kabar meninggalnya N dari orang tua almarhumah. Pihak sekolah bersama perwakilan siswa mengunjungi rumah duka dan hadir di acara pemakaman yang berlangsung pada 31 Mei 2024.
Mediasi Terakhir
Setelah pemakaman N, pihak sekolah mengunjungi keluarga yang ditinggalkan pada 7 Juni 2024. Pada 10 Juni, pihak sekolah, didampingi Babinsa, kembali mengunjungi keluarga N di Cihanjuang untuk mengusahakan mediasi tertulis antara kedua keluarga.
“Kami bersama Babinsa melakukan mediasi tertulis di rumah almarhumah siswa N, dan hasilnya masih dalam proses kesepakatan kedua keluarga,” kata Rizki.