Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
ADVERTISEMENT
Menkes Budi Gunadi Sadikin berbicara soal perkembangan vaksin TBC. Vaksin yang saat ini dipakai efektivitasnya masih rendah, sehingga sedang dikaji produk baru yang lebih ampuh.
ADVERTISEMENT
"Pak Presiden bilang ada vaksinnya tidak? Ya ada vaksinnya. Cuma vaksinnya BCG yang waktu kecil kita dikasih itu efektivitasnya rendah, 50 persenan," kata Menkes usai ratas dengan Presiden Jokowi di IStana Negara, Selasa (18/7).
"Sekarang Indonesia jadi member aktif organisasi dunia sudah ada tiga potensi vaksin baru yang akan kita segera coba datangkan," sambungnya.
Apa saja vaksin yang dimaksud Menkes?
"Yang paling deket vaksin yang ditemukan oleh Glaxosmithklane (GSK) kemudian diambil alih oleh Bill Gates Foundation. Sekarang sedang dalam proses clinical trial di Indonesia bekerjasama dengan UI dan Universitas Padjajaran," ujar Menkes.
Ada dua lagi kandidat vaksin MRNA kerja sama layaknya vaksin COVID dari Pfizer dan Moderna.
"Selain vaksin TB protein rekombinan dari Bill and Melinda Gates Foundation (BMGF), dua kandidat vaksin lainnya yang sedang dikaji pemerintah adalah mRNA (BioNTech - Biofarma) dan viral vector (CanSino - Etana)," katanya.
ADVERTISEMENT
"Selain itu, perlu kami beri konteks bahwa yang dimaksud Menteri Kesehatan "kalau mRNA kan lebih cepat kayak Pfizer dan Moderna" adalah contoh sebagaimana vaksin mRNA Covid-19 dari dua merk tersebut," tutup dia.
Indonesia saat ini menjadi negara dengan kasus TBC terbesar kedua di dunia, di bawah India. Diduga total kasusnya 996 ribuan, yang terdeteksi akhir 2022 740 ribu.