Kasus TNI Serang Warga Deli Serdang: Danyon Dievaluasi, 20 Personel Dibina

20 Desember 2024 18:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Refrizal di Kodam I Bukit Barisan pada Jumat (20/12). Foto: Tri Vosa/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Refrizal di Kodam I Bukit Barisan pada Jumat (20/12). Foto: Tri Vosa/kumparan
ADVERTISEMENT
Kodam I Bukit Barisan mengungkap perkembangan kasus TNI menyerang warga di Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang, Sumut. Dalam insiden ini, 1 warga meninggal dan 9 lainnya luka-luka.
ADVERTISEMENT
Kasdam I Bukit Barisan Brigjen TNI Refrizal menyebut sejauh ini belum ada penambahan prajurit yang menjadi tersangka. Saat ini, total ada 25 tersangka.
Di sisi lain, ada 20 prajurit yang dibina atas insiden itu.
“Sudah, tampaknya itu yang 25 (saja dan tidak ada penambahan). Yang lain kita lakukan pembinaan. Di kita ada pidana ada hukuman disiplin,” kata Refrizal di Kodam I Bukit Barisan, Jumat (20/12).
“20 kan (dibina). 20 dibina di satuan dan yang dalam proses kan 25 (prajurit tersangka),” jelasnya.
Namun Refrizal tak merinci alasan 20 prajurit yang dibina itu. Termasuk tak merinci perannya.
Selain itu, Refrizal bilang Komandan Batalyon Armed 2/Kilap Sumagan Letkol Arm Herman Santoso juga dievaluasi buntut insiden ini.
ADVERTISEMENT
“Kita evaluasi, masih dalam evaluasi,” kata dia.
“Oh tidak (Danyon tidak terlibat). Dia tidak melakukan. Komandan saat itu lagi apel Dansat di Jakarta,” sambungnya.
Insiden penyerangan ini sebelumnya terjadi di Kecamatan Sibiru-biru terjadi pada Jumat malam (8/11) itu. Akibatnya, 1 warga meninggal dan 9 lainnya luka-luka.

Motif

Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menjelaskan duduk perkara penyerangan itu.
"Jadi memang diawali oleh anak-anak muda kebut-kebutan pakai motor, ditegur sama anggota karena mengganggu-meresahkan masyarakat, mengganggu ketertiban di jalan raya juga," kata Agus saat ditemui di Lanud Halim Perdanakusuma, Jaktim, Senin (11/11)
Agus menegaskan, anggota kemudian menegur lalu terjadi cekcok.
"Jadi anggota Kodam I menegur, (yang ditegur) tidak terima, terjadi adu mulut, dan kemudian maka terjadilah perkelahian massal," kata dia.
ADVERTISEMENT
"Sebenarnya kita sepakat, ya, geng-geng motor ya semacam itu harus ditertibkan karena meresahkan masyarakat, mengganggu jalan-jalan umum, paling banyaknya juga motornya bodong, saya waktu Pangdam itu kalau hari libur saya tarik, saya potong-potong, kebanyakan bodong. Ya semuanya sepakat itu harus kita tertibkan," ujar Agus.