Banjir Kampung Pulo

Kata Anies soal Kampung Pulo Tetap Banjir Meski Sudah Dinormalisasi

2 Januari 2020 17:26 WIB
comment
26
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Banjir merendam kawasan Kampung Pulo dan Bukit Duri di Jakarta, Kamis (2/1). Foto:  ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Banjir merendam kawasan Kampung Pulo dan Bukit Duri di Jakarta, Kamis (2/1). Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Permukiman di Kampung Pulo, Jakarta Timur, termasuk yang terendam banjir hingga mencapai 2 meter. Kawasan yang berbatasan dengan Sungai Ciliwung ini memang area rawan banjir, meski tak ada hujan.
ADVERTISEMENT
Namun, Pemprov DKI di era Joko Widodo lalu dilanjutkan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sebetulnya sudah mengupayakan perbaikan dengan program normalisasi, alias mengembalikan aliran sungai sebagaimana fungsinya.
Bangunan-bangunan liar digusur dari bantaran sungai, dan dibangun turap sebagai penahan saat air sungai meluap. Upaya ini sejak 2016 diklaim berhasil mencegah banjir, namun mengapa kini terendam lagi?
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, menyebut fakta banjir Kampung Pulo saat ini justru menjadi bukti bahwa mengatasi banjir tidak bisa hanya dengan normalisasi, tapi perlu upaya menyeluruh.
"Di sini memang sudah dilakukan normalisasi dan faktanya masih tetap terjadi banjir, karena itu memang dalam jangka panjang kita harus melihat penyelesaiannya secara lebih komprehensif," ucap Anies di Kampung Pulo, Jaktim, Kamis (2/1).
ADVERTISEMENT
Salah satunya, kata Anies, dengan mengendalikan debit air di kawasan hulu (Bogor) dengan membangun waduk, embung, atau kolam retensi, sehingga air tidak menjadi banjir kiriman di Jakarta.
Jika air yang 'dibuang' lewat Katulampa bisa dikendalikan di hulu, maka bisa mengurangi sekitar 30 persen air di Jakarta. Sebab ada 13 sungai yang kini mengelilingi Jakarta.
Permukaan air di Bendung Katulampa Kota Bogor, Rabu (1/1/2020). Foto: ANTARA/HO/Andi Sudriman
"Dengan cara seperti itu insyaallah (Kampung Pulo bebas banjir). Tapi itu semua kan kewenangnnya di pusat yah. Jadi kita lihat nanti pemerintah pusat," terang Anies.
"Bagi kami di Jakarta fokus kami adalah memastikan keselamatan warga, memastikan bahwa pelayanan terjamin, dan bagi semua warga yang terdampak kita akan bantu sebisa mungkin," lanjutnya.
Lebih jauh, Anies menyebut banjir yang terjadi di Jakarta disebabkan curah hujan yang tinggi, bahkan tertinggi sejak 1996. Itu sebab banjir juga di Tangerang, Bogor, Bekasi, Depok, hingga tol.
ADVERTISEMENT
"Kemarin curah hujannya kalau menurut laporan BMKG termasuk yang paling ekstrem yang pernah kita alami, tapi kita bersyukur dalam waktu satu hari ini semua sudah berangasur lebih baik," pungkas Anies.
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten