Kata Dinkes Ngawi soal Wanita Meninggal Usai Cabut Gigi Bungsu

10 Mei 2024 12:35 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kadinkes Ngawi, dr Yudono. Dok: Ist.
zoom-in-whitePerbesar
Kadinkes Ngawi, dr Yudono. Dok: Ist.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ngawi buka suara soal kasus Nira Pranita Asih (31), wanita di Ngawi yang meninggal dunia usai cabut gigi bungsu.
ADVERTISEMENT
Kadinkes Ngawi, dr Yudono, mengatakan bahwa pihaknya telah memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan terkait dengan kasus ini.
"Secara kronologi butuh beberapa informasi. Memang betul, pasien tersebut ditangani oleh inisial dokter gigi SW. Tapi itu masih belum lengkap karena belum menyampaikan secara detail," kata dr Yudono.
Yudono menyampaikan, alasan pihaknya masih melengkapi informasi karena korban sempat periksa di beberapa rumah sakit.
"Karena berikutnya ada beberapa dokter yang menangani juga, dokter umum, termasuk di Rumah Sakit Dr Oen, di sana dirawat sekian lama. Maka dari itu kami harus mendapatkan informasi yang lengkap," ucapnya.
"Kami juga memanggil dokter gigi dari organisasi profesi PDGI Kabupaten Ngawi, demi mendapat keterangan yang tidak sepotong-sepotong," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Yudono menyebut bahwa dokter yang awal menangani pencabutan gigi bungsu Nira ialah drg Sylvia Wardah. Dokter tersebut berdinas di RSUD Mantingan Ngawi.
Ia juga membuka klinik gigi untuk praktik mandiri. Kata Yudono, klinik tempat drg Sylvia itu juga sudah lama beroperasi dan tidak ada kendala administrasi.
"Akan kami gali informasi dari dokter-dokter lain yang ikut menangani, harus kami kumpulkan secara detail karena ada hal seperti ini, masyarakat jadi takut pergi ke dokter gigi," terangnya.
"Sebetulnya informasi seperti ini dikomunikasikan dengan baik supaya masyarakat luas tidak langsung mengambil kesimpulan bahwa dicabut gigi bungsu bisa mati dan akhirnya tidak terselesaikan," imbuh dia.

Kata Suami Korban

Nira Pranita Asih saat menjalani perawatan di rumah sakit usai cabut gigi bungsu. Foto: Dok. Istimewa
Sementara, suami korban, Davin Ahmad Sofyan mengatakan bahwa dirinya telah berkoordinasi dengan Dinkes Ngawi untuk mengusut kasus yang menimpa istrinya itu.
ADVERTISEMENT
"Untuk terkait dinkes, saya sudah berkoordinasi terhadap pihak dinkes bahwasanya saya sangat berharap oleh keputusan dinkes yang terbaik begitu. Untuk mendapatkan keadilan bagi istri saya," ucap Davin.

Latar Balakang

Sebelumnya, Nira Pranita Asih (31), warga Jalan Raya Solo-Ngawi KM 27 RT 02 RW 04, Gendingan Kidul, Widodaren, Ngawi, meninggal dunia usai cabut gigi bungsu.
Awalnya, korban mengeluh pusing. Ia menduga pusingnya karena gigi bungsunya. Korban memutuskan periksa di klinik Gigi Djoshy Dental Care, Ngawi pada tanggal 28 Desember 2023.
Di situ, Nira dianjurkan oleh dokter untuk mencabut gigi bungsunya, meski ia tak merasakan sakit gigi ataupun berlubang.
Singkat cerita, gigi Nira mengalami bengkak pasca pencabutan gigi bungsu pada tanggal 30 Desember 2023. Ia tak bisa memeriksakan keluhannya ke klinik awal dikarenakan sedang tutup hingga tanggal 3 Januari 2024.
ADVERTISEMENT
Tanggal 1 Januari 2024, ia pun periksa ke RS Panti Waluyo, Solo, dan disuruh rawat jalan. Tak puas, keesokan harinya korban pindah ke RS JIH, Solo. Hasilnya sama, disuruh rawat jalan.
Tanggal 3 Januari 2024, Nira kembali ke Ngawi untuk periksa di dokter umum bernama dr Nugroho. Setelah diperiksa, dr Nugroho menyarankan untuk opname di RS besar. Kondisi Nira ketika itu bengkaknya mulai pulih namun timbul gejala lain, sesak napas.
Nira sekeluarga memutuskan kembali lagi ke Solo dan periksa ke RS dr. Oen Kandang Sapi. Dari pemeriksaan di rumah sakit tersebut, Nira mengalami infeksi di jalur pernafasan dan rongga tenggorokan.
"Terjadilah operasi pada leher dan di USG di bagian rongga paru. Dengan hasil operasi tersebut telah ditemukan nanah di bagian jalur napas dan ternyata paru-parunya sudah terinfeksi juga," ucapnya.
ADVERTISEMENT
"Alhasil istri harus mengalami operasi thorax otomi, dan harus di rawat intensif di ICCU selama 2 minggu," lanjutnya.
Setelah menjalani perawatan intensif di RS dr. Oen Kandang Sapi Solo, Nira mengembuskan napas terakhir pada tanggal 27 april 2024.