Kata Geomorfolog soal Tanah Bergerak di Bojong Koneng: Tanah Rapuh, Mudah Runtuh

16 September 2022 17:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gambar topografi Bojong Koneng, Bogor. Foto: Dok. Google Maps
zoom-in-whitePerbesar
Gambar topografi Bojong Koneng, Bogor. Foto: Dok. Google Maps
ADVERTISEMENT
Bencana tanah bergerak merusak rumah hingga jalanan di Bojong Koneng, Kabupaten Bogor, Jabar, sejak Rabu (15/9). Sedikitnya 150 orang mengungsi akibat bencana yang berlokasi 500 meter dari KM 0 Sentul ini.
ADVERTISEMENT
"Ada 20 rumah rusak parah, mengalami keretakan di dindingnya hingga jebol dan nyaris ambruk. Aliran listrik putus, akses warga terputus, akses jalan retak dan paling parah 3 kilometer hingga jembatan pun mengalami kerusakan hingga sulit untuk dilewati," kata Ketua RW 15 Ade Suprianto di Kampung Curug, Kamis (15/9).
Ahli Geomorfologi Sumber Daya Lahan Universitas Gadjah Mada (UGM) Profesor Junun Sartohadi menjelaskan, berdasarkan pengamatannya terhadap topografi tanah di Bojong Koneng, tanah di situ berasal dari endapan gunung api.
"Dari sudut pandang lahan, itu kawasan dengan material tanah sangat tebal. Material tanah itu berasal endapan abu gunung api yang ada di sekitarnya. Material vulkanik yang berkembang menjadi tanah, dan kemudian ditumpangi oleh material vulkanik yang baru," kata Junun saat dihubungi kumparan, Jumat (16/9).
ADVERTISEMENT
Tanah bergerak di Bojong Koneng, Bogor, Rabu (14/9/2022). Foto: Dok. Istimewa
Peristiwa tanah bergerak di Bojong Koneng terjadi akibat tanah yang bersifat rapuh.
"Material vulkanik yang telah berkembang menjadi tanah bersifat rapuh dan mudah runtuh jika basah. Material vulkanik baru yang menyelimuti permukaan bersifat porous sehingga mudah meresap air permukaan. Jika terjadi gerakan tanah maka biasanya tidak berlangsung secara sesaat," ujarnya.
Tanah bergerak di Bojong Koneng, Bogor, Rabu (14/9/2022). Foto: Dok. Istimewa
Aktivitas manusia di permukaan tanah pun turut andil dalam bencana yang terjadi karena mereka beraktivitas di atas tanah yang rapuh.
Junun menjelaskan bahwa pergeseran tanah akan berakhir bila tanahnya telah seimbang antara daya dukung tanah dengan beban yang ada di atasnya.
Pemerintah Kabupaten Bogor saat ini masih menetapkan status tanggap darurat bencana untuk merespons musibah tersebut.