Kata Grab soal Laporan Pelecehan Seksual yang Viral di Medsos

10 Oktober 2018 19:23 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Layanan GrabCar dari Grab. (Foto: REUTERS/Samrang Pring)
zoom-in-whitePerbesar
Layanan GrabCar dari Grab. (Foto: REUTERS/Samrang Pring)
ADVERTISEMENT
Kabar tentang kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh oknum mitra pengemudi Grab kembali terdengar. Rumor tersebut ramai di media sosial pada Senin (8/10), setelah teman korban menceritakan kejadian tersebut lewat unggahan Instagram Stories.
ADVERTISEMENT
Menanggapi kabar tersebut, pihak Grab Indonesia langsung turun tangan untuk menyelesaikan kasus ini. Hingga saat ini, Grab sudah melakukan pemberhentian sementara untuk beroperasi bagi oknum mitra pengemudi Grab pelaku pelecehan.
Pemberhentian tersebut akan berlanjut hingga kasusnya mencapai kepada sebuah kesimpulan: Apakah mitra pengemudi benar-benar bersalah atau tidak.
Perusahaan juga masih dalam upaya untuk mengklarifikasi kebenaran adanya kasus tersebut kepada kedua belah pihak. Oleh karena itu, Grab memanggil kedua belah pihak, baik pengemudi maupun penumpang, untuk memberikan keterangan tentang peristiwa tersebut.
“Dalam setiap kejadian, kalau ada dugaan kasus seperti ini, Grab itu memiliki standar prosedur. Kami melakukan immediate suspense bagi pengemudi yang melakukan pelanggaran tersebut," jelas Managing Director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata saat dijumpai di Jakarta, Rabu (10/10).
ADVERTISEMENT
"Yang kedua, sudah menjadi standar prosedur kami juga untuk melakukan pemanggilan kepada masing-masing pihak untuk melakukan klarifikasi secara langsung terpisah. Pertama kita lewat telepon, kemudian kami melakukan panggilan khusus. Dan masing-masing dihargai privacy-nya."
Sayangnya, pihak penumpang selaku korban pelecehan belum mau menerima panggilan untuk konfirmasi kasusnya. Pemanggilan ini kemudian dinilai netizen tidak etis untuk dilakukan mengingat kondisi mental dan psikologis penumpang dirasa masih mengalami trauma.
Namun, Grab memastikan bahwa pertemuan tersebut hanya akan dilakukan secara terpisah, alias hanya antara Grab dan penumpang, serta Grab dan mitra pengemudi. Sebelum meminta klarifikasi secara langsung, perusahaan juga memastikan bahwa harus ada penjelasan lewat telepon terlebih dahulu.
Sampai saat ini, pihak Grab belum bisa memutuskan tindakan lebih lanjut sebelum mendapatkan konfirmasi kebenaran dari kedua belah pihak. Namun, jika harus berlanjut ke jalur hukum, perusahaan bersedia untuk membantu proses tersebut hingga selesai.
ADVERTISEMENT
“Kalau dirasa dibutuhkan kita bersedia memberikan asistansi biasanya entah itu dari segi hukum ataupun asistansi sepanjang kasus ini masih terjadi,” ujar Ridzki. “Pelaporan ke polisi tentu kita serahkan kepada masing-masing pihak yang mana kita akan memberikan asistansinya.”
Managing Director Grab ID, Ridzki Kramadibrata. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Managing Director Grab ID, Ridzki Kramadibrata. (Foto: Muhammad Fikrie/kumparan)
Mengingat belum adanya klarifikasi dan banyaknya kabar beredar mengenai pelecehan seksual transportasi online, Ridzki mengimbau masyarakat agar mempercayai kasus yang terverifikasi. Hal tersebut bertujuan agar masyarakat bisa memilah berita yang benar dan tidak membantu menyebarkan kekhawatiran.
“Saya pernah terima antara chat si A dan si B. Bilangnya kamu begini-begini. Everybody can create that WhatsApp conversation. Tolong dicek juga kebenarannya. Mari kita bersama-sama," papar Ridzki.
"Komitmen kami kepada safety itu nomor satu, buktinya ada dari sisi operasional teknologi semua untuk safety kita satu-satunya memiliki ini. Kita juga akan memperbaiki ini dari operasional, fitur nanti. Kita akan datang dengan safety, inisiatif yang lain dalam lain pihak juga kami mengimbau masyarakat lebih selektif melihat laporan di media sosial."
ADVERTISEMENT
Fitur keamanan Grab
Sebagai aplikasi transportasi online, Grab mengatakan bahwa pihaknya selalu meletakkan keamanan menjadi prioritas utamanya. Beberapa fitur juga mereka usung di dalam aplikasi untuk menjamin keamanan dan keselamatan penumpangnya.
Fitur tersebut adalah emergency button yang bisa digunakan dalam keadaan darurat. Tombol darurat tersebut berisi kontak orang-orang terpercaya penumpang.
Grab juga memiliki prosedur untuk menjamin kualitas pengemudinya. Misal, calon mitra harus menyerahkan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) sebagai bukti punya atau tidak rekam jejak perbuatan kriminal mereka.
Sopir Grab pakai tablet Samsung. (Foto: Grab)
zoom-in-whitePerbesar
Sopir Grab pakai tablet Samsung. (Foto: Grab)
Selain SKCK, pengemudi juga diminta untuk melakukan selfie untuk autentikasi agar profilnya tidak bisa digunakan oleh orang lain yang mungkin akan melanggar aturan. Grab juga melakukan pengecekan secara fisik, baik untuk mitra GrabCar dan GrabBike.
ADVERTISEMENT
“Yang kedua adalah kita melakukan pengecekan secara fisik bagi para mitra pengemudinya, baik untuk motor ataupun mobil, untuk melakukan pertemuan langsung, face to face, untuk pengecekan pengemudi dan juga kendaraannya,” jelas Ridzki.
“Mitra pengemudi juga harus melakukan face selfie authentication. Sehingga tidak bisa pengemudi lain menggunakan aplikasi pengemudi lain, karena harus dicek dulu wajahnya dengan teknologi kita."