Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Kata Muhammadiyah soal Beda Penetapan Idul Adha di Indonesia dan Arab Saudi
8 Juni 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan 1 Zulhijah 1445 jatuh pada tanggal 8 Juni 2024. Dengan demikian, Idul Adha jatuh pada tanggal 17 Juni 2024 (10 Zulhijah).
ADVERTISEMENT
Sementara Arab Saudi sudah terlebih dahulu melakukan pengamatan hilal. Hilal sudah terlihat dan ditentukan Idul Adha jatuh pada 16 Juni 2024.
Bagaimana Muhammadiyah melihat perbedaan penetapan hari raya Idul Adha ini?
Anggota Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Agus Purwanto mengatakan, perbedaan penetapan hari raya Idul Adha antara Indonesia dan Saudi bukanlah hal baru dan sudah sering terjadi.
Sehingga seharusnya warga Muhammadiyah dan umat Islam di Indonesia tak kaget dengan fenomena ini.
"Dalam beberapa tahun terakhir, pola perbedaan ini cukup bervariasi. Dua tahun berturut-turut sebelumnya, Idul Adha di Saudi Arabia bersamaan dengan Muhammadiyah tetapi mendahului Pemerintah Indonesia. Sebelumnya lagi, Idul Adha di Saudi bersamaan dengan Pemerintah Indonesia sementara Muhammadiyah mendahului. Namun, ada juga tahun di mana Muhammadiyah, Pemerintah, dan Saudi Arabia ber-Idul Adha pada hari yang sama," jelasnya dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (8/6).
Tahun 2024 ini Idul Adha di Arab Saudi mendahului Muhammadiyah dan Pemerintah Indonesia. Muhammadiyah menetapkan tanggal 29 Zulqa'dah 1445 H jatuh pada Kamis, 6 Juni 2024.
ADVERTISEMENT
Namun, ketika Magrib tanggal 6 Juni 2024, konjungsi belum terjadi (konjungsi baru terjadi pada pukul 19.04 WIB), sehingga siklus bulan Zulqa'dah belum berakhir.
"Dengan demikian, berdasarkan kriteria Wujudul Hilal, Zulqa'dah disempurnakan menjadi 30 hari, dan 1 Zulhijah 1445 H jatuh pada Sabtu, 8 Juni 2024, sehingga Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024," jelasnya.
Sementara itu, Pemerintah Indonesia yang awal Zulqa'dahnya satu hari lebih lambat dari Muhammadiyah menetapkan tanggal 29 Zulqa'dah 1445 H jatuh pada Jumat, 7 Juni 2024. Ketika Magrib pada Jumat, 7 Juni 2024, konjungsi telah terjadi dan tinggi hilal mencapai 8 derajat 48 detik, memenuhi kriteria awal bulan versi MABIMS. Maka, Sabtu, 8 Juni 2024 ditetapkan sebagai 1 Zulhijah 1445 H, dan Idul Adha pada Senin, 17 Juni 2024.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Saudi Arabia menetapkan awal Zulqa'dah sama dengan Muhammadiyah, sehingga 29 Zulqa'dah 1445 H juga jatuh pada Kamis, 6 Juni 2024. Berdasarkan perhitungan di Stellarium untuk Jeddah, matahari terbenam pada pukul 19.00 waktu Saudi atau 23.00 WIB dan tinggi hilal 1 derajat 58 detik.
"Metode hisab Saudi yang mirip dengan Muhammadiyah menggunakan Wiladatul Hilal. Karena posisi hilal positif, maka Jumat, 7 Juni 2024 sudah masuk 1 Zulhijah 1445 H. Terlebih lagi, diumumkan bahwa ada yang berhasil melihat hilal, sehingga lebih mantap menetapkan Jumat, 7 Juni 2024 sebagai awal Zulhijah, dan Idul Adha pada Ahad, 16 Juni 2024," ungkapnya.
Berdampak Pada Pelaksanaan Puasa Arafah
Perbedaan ini tentu saja akan berdampak pada perbedaan dalam pelaksanaan puasa Arafah dan wukuf di Arafah pada tanggal 9 Zulhijah. Idealnya, puasa dan wukuf di Arafah dilakukan pada waktu yang bersamaan.
ADVERTISEMENT
Adanya perbedaan ini semakin menegaskan pentingnya Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang memiliki prinsip satu hari untuk seluruh dunia, sehingga perbedaan puasa dan wukuf di Arafah tidak lagi terjadi.
Dengan adanya Kalender Hijriah Global Tunggal, umat Islam di seluruh dunia dapat merayakan hari-hari besar Islam secara serempak. Ini bukan hanya menyelaraskan waktu puasa dan wukuf, tetapi juga memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan di antara umat Islam di berbagai belahan dunia.