Kata Novel Baswedan soal Isu Bendera Mirip HTI di Gedung KPK

16 Oktober 2021 6:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
Mantan Penyidik KPK Novel Baswedan melambaikan tangan di gedung KPK, menyusul pemecatan pegawai KPK setelah dinyatakan tidak lolos TWK, di Jakarta, Kamis (30/9). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Mantan Penyidik KPK Novel Baswedan melambaikan tangan di gedung KPK, menyusul pemecatan pegawai KPK setelah dinyatakan tidak lolos TWK, di Jakarta, Kamis (30/9). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
ADVERTISEMENT
KPK sempat kembali menuai sorotan usai beredar bendera mirip HTI terpotret di salah satu meja kerja di markas lembaga antirasuah. Belakangan terungkap bahwa pengambil gambar tersebut adalah seorang mantan satpam KPK bernama Iwan Ismail. Dia sudah dipecat pada 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Gambar tersebut pun diambil di tahun yang sama saat Iwan dipecat. Terungkap pula bahwa bendera tersebut milik seorang jaksa di KPK. Bendera itu berada di lantai 10 kantor lembaga antirasuah.
Namun demikian, hadirnya potret bendera itu dilekatkan dengan isu keberadaan Taliban di KPK. Selain itu, bendera tersebut dikaitkan sejumlah pihak dengan sosok eks penyidik senior KPK Novel Baswedan.
Seperti kata Denny Siregar pada 1 Oktober lalu di Twitter, dia menyebut satpam Iwan dipecat oleh Novel. Saat itu, eks jubir KPK Febri Diansyah membela Novel dengan membeberkan fakta kepemilikan bendera mirip HTI itu.
Rina Emilia istri Penyidik KPK Novel Baswedan pada saat aksi Kamisan ke-581 di depan Istana Negara. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Apa kata Novel Baswedan?
Di kanal YouTubenya, Novel bicara mengenai hal tersebut. Dia mengatakan, tidak mengetahui bagaimana awal cerita tersebut menjadi polemik di masyarakat. Namun dia mengamini bahwa ada pihak yang memframing seolah-olah bendera itu ada di meja kerjanya saat masih di KPK.
ADVERTISEMENT
"Ada orang yang framing dibuat seolah-olah (benderanya) ada di mejanya Abi, di mejanya teman-teman 57 (pegawai disingkirkan via TWK). Padahal enggak," kata Novel berbincang dengan istrinya Rina Emilda, dikutip kumparan, Sabtu (16/10).
"Itu ada lantai 10 di meja salah seorang jaksa di KPK dan dia posisinya adalah bukan muslim, enggak ngerti juga kenapa itu ada di meja dia," sambung dia.
Novel menilai, ketika framing tersebut dikait-kaitkan dengan penyingkiran pegawai KPK karena TWK itu yang menjadi masalah. Sebab, kata dia, para pegawai tersebut tidak terkait dan tidak paham mengenai isu bendera tersebut.
Setelah viral, Novel pun baru mengetahui bahwa satpam yang mempotret bendera itu dipermasalahkan karena tidak memiliki izin. Lantai 10 tersebut pun bukan area kerja dia.
ADVERTISEMENT
"Ketika dia memfoto, masalah utamanya adalah dia menyebarkan dengan narasi yang bohong, dibilang seolah-olah ada Taliban bener nih, apakah dia bercanda atau apa pun," kata Novel.
"Faktanya narasi bohong itu disebarluaskan, jadi wajar di KPK hal begitu menjadi hal yang serius, di KPK kan enggak boleh bohong, kejujuran menjadi hal yang penting," Sambung dia.
Novel juga menjawab soal tudingan satpam tersebut dipecat oleh dirinya. Apa kata Novel?
"Enggak ada urusan sama itu. Gini, di KPK itu, security berada di bawah Biro Umum. Biro Umum di bawah Kesekjenan. Jadi itu enggak ada kaitan sama bidang penindakan. Abi ketemu dia juga enggak pernah, kenal juga enggak, jadi enggak ada urusan," ucap Novel.
ADVERTISEMENT
"Kan Abi di KPK juga penyidik, enggak ada urusan dengan kepegawaian, enggak ada urusan sama pemeriksaan etik, apalagi soal pecat memecat," pungkas dia.