Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kawasan Malioboro Sebagai Warisan Dunia, 1700-an PKL Sudah Didata
27 Desember 2021 15:42 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Kawasan Malioboro akan ditata untuk mewujudkan sumbu filosofi Malioboro sebagai warisan dunia. Imbasnya, pedagang kaki lima (PKL) yang ada di sana harus direlokasi ke gedung eks Bioskop Indera.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Koperasi dan UKM (Dinkop UKM) DIY Srie Nurkyatsiwi mengatakan bahwa saat ini pihaknya tengah mendata para PKL tersebut.
"Lokasinya (relokasi) kan ada 2 baik eks Bioskop Indra maupun eks Dinas Pariwisata DIY. Baru berproses kita koordinasi dengan PKL kita sinergi Pemda DIY dengan Kota Yogyakarta," ujar Siwi di Kepatihan Pemda DIY, Senin (27/12).
"Data sementara total 1.700an (PKL) ya yang ada di area di Malioboro dan sekitarnya. Karena data pasti akan mengikat terhadap legalitasnya," ujarnya.
Selanjutnya, dari data tersebut akan dipetakan mana PKL yang direlokasi ke gedung eks Bioskop Indera dan mana yang akan direlokasi ke eks gedung Dispar DIY.
"Karena nggak mungkin mereka akan menjadi satu. Sambil berbenah ini menjadi ketugasan kita bersama pasti kita akan sinergi dengan teman-teman PKL," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Sinergi yang dimaksud adalah agar relokasi ini tidak hanya sekadar memindahkan PKL saja tetapi juga memastikan keamanan dan kenyamanan PKL. Selain juga memastikan usaha para PKL ini tetap hidup meski harus berpindah.
Siwi menjelaskan baik eks Bioskop Indera maupun eks gedung Dispar DIY akan selesai bulan Desember untuk sarana dan prasarana. Sehingga harapannya, relokasi bisa dilakukan pada tahun 2022 bulan Januari.
"Sambil berproses kita targetnya 2022. Iya Januari. Kita belum tahu (mulainya) kita berproses, harapannya januari menjadi bulan yang kita targetkan," pungkasnya.
Rencana relokasi PKL ini sebelumnya dikeluhkan para PKL. Pada pertengahan Desember lalu, sejumlah pedagang yang tergabung dalam DPD Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI) Kota Yogyakarta kemudian datang ke DPRD DIY untuk menyampaikan aspirasi.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya mereka juga mengaku sudah menyampaikan aspirasi ke DPRD Kota Yogyakarta.
APKLI ini membawa aspirasi dari sejumlah paguyuban PKL Malioboro seperti Paguyuban Handayani, KPPKLY, Angkringan Padma Malioboro, dan Lesehan Malioboro.
Ketua DPD APKLI Kota Yogyakarta Wawan Suhendra menjelaskan bahwa pihaknya mengerti akan keinginan pemerintah untuk menata Malioboro. Namun, rencana mengubah wajah Malioboro diharapkan dilakukan tanpa dengan memindah PKL.
"Kami berharap tetap di tempat yang kami tempati tadi. Ditata tanpa dipindah. Kami siap ditata," kata Wawan di DPRD DIY, Rabu (15/12).
Menurut Wawan pihaknya juga sudah siap menggandeng perguruan tinggi untuk mendesain wajah Malioboro yang lebih bagus tanpa memindah PKL.
Seperti memoles penampilan PKL menjadi lebih rapi. Dengan begitu diharapkan rencana relokasi dapat diurungkan pemerintah.
ADVERTISEMENT
"Kami punya jaringan banyak dengan perguruan tinggi membantu kami untuk mendesain. Harusnya seperti apa bagusnya pkl-nya itu," jelasnya.
Ada sejumlah alasan mengapa para PKL ini enggan direlokasi. Wawan menjelaskan bahwa keberadaan PKL ini menjadi salah satu keunikan di Malioboro. Keberadaannya selama ini menjadi daya tarik bagi wisatawan.
"Uniknya Malioboro kan kaki limanya bukan apa-apanya. Daya tariknya Malioboro kan PKL-nya ini yang perlu pertimbangan," ujarnya.
Selain itu, gedung eks Bioskop Indera dinilai tidak representatif bagi pedagang. Meski berada di kawasan Malioboro tetapi lokasi gedung tersebut menjorok ke dalam. Selain itu sebelum dipindah ke sana mereka juga akan ditempatkan sementara di gedung eks Dinas Pariwisata DIY.
"Bahwa relokasi kan harus representatif sementara yang sekarang ada tidak representatif. Apakah sudah pantas ditempati kan tidak," ujarnya.
ADVERTISEMENT